Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Untuk Keselamatan dan Antisipasi Kecurangan, Perlukah Regulasi Olahraga Balap Mobil Diperketat?

11 Maret 2024   07:41 Diperbarui: 11 Maret 2024   08:01 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di luar negeri kamera sudah ada dalam mobil bukan saja di sirkuit. Sehingga ketika pembalap mengerem atau tidak, jelas akan tampak.

Persoalan lain yang harus dibenahi dari insiden 3 Maret 2024 itu ialah Sirkuit Sentul mempunyai keterbatasan kamera.  Kalau menggunakan 2 atau 3 kamera keputusan yang dihasilkan steward murni kecelakaan. 

Namun kemudian muncul tayangan video dari penonton yang memberikan perspektif berbeda hingga membuat framing berbeda di media sosial.  Kalau ada kamera yang lebih banyak di sirkuit, maka Steward juga mempunyai masukan banyak.  Bisa jadi sebuah tabrakan bukan hanya sebuah insiden, tetapi membahayakan keselamatan.

Waketum Olahraga Mobil IMI Pusat, Ananda Mikola  kepada Mobilenawes mengakui fasilitas yakni kamera di sirkuit Sentul yang terbatas. Ke depan petugas lomba, RC, termasuk Steward terus membekali diri dengan seminar olahraga balap, update regulasi FIA serta mengikuti perkembangan peraturan di balapan sekelas F1 hingga MotoGP.

"Dan, ternyata saya baru sadar, Steward di balap mobil ISSOM, banyak yang bukan dari latar belakang mantan pembalap. Ada baiknya ke depan, salah satu dari 3 Steward yang bertugas adalah Steward mantan pembalap," harap Nanda seperti dikutip dari Mobilnanews.

Catatan Sejarah

Sejarah mencatat soal keselamatan dalam kejuaraan balap mobil bukan hal main-main. Pada 12 Juni 1955  terjadi  kecelakaan di Sirkuit Le Mans, Prancis  yang menewaskan  77 orang di tempat dan puluhan luka-luka.   Kemudian jumlah korban yang meninggal  menjadi lebih dari 80 orang. Ada tiga tim yang bertanding dalam event itu, yaitu Ferrari, Jaguar, dan Mercedes-Benz.

Saksi mata mengatakan bahwa pembalap mobil dari  Mike Hawthorn (Inggris) yang mengendarai yang memenangkan perlombaan, diberi isyarat masuk ke pit Jaguar untuk mengisi bahan bakar.

Lance Macklin, di Austin-Healey, membelok keras untuk menghindari mobil hijau Inggris itu. Sementara pembalap Perancis, Pierre Levegh, yang mengejar pemimpin dengan kecepatan 125 mil per jam, tidak dapat menghindari mobil Macklin.

Mercedes peraknya meledak, menghujani percikan api ke udara, mesin depannya melesat ke kerumunan penonton bagaikan sabit menebas rumput.  Baca: The Guardian https://www.theguardian.com/sport/1955/jun/13/motorracing

Langkah keselamatan segera menjadi isu.  Pada 1923 ketika kejuaraan pertama digelar kecepatan hanya 100 km per jam, namun pada 1955 sudah menjadi 270 km per jam.  Jarak antara trek dan penonton hanya sekitar 1,2 meter. Mobil-mobil tidak memiliki sabuk pengaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun