Para peneliti juga mempertimbangkan bagaimana distribusi spasial juga dapat berubah. Secara historis, risiko infeksi rendah di Eropa Utara.
Namun, ketika para peneliti melihat ke masa depan, mereka menemukan bahwa titik panas infeksi akan bergeser ke utara, hal ini disebabkan oleh iklim yang semakin sejuk di wilayah tengah dan utara, sementara wilayah selatan akan mengalami suhu yang lebih ekstrem dan kondisi yang lebih kering.
Dalam jangka panjang, negara-negara Skandinavia diperkirakan akan mengalami risiko terbesar di antara kedua kelompok cacing tersebut, hingga peningkatan 100% untuk spesies usus dan 55% untuk spesies lambung dibandingkan dengan negara-negara lain di benua ini.
Terlebih lagi, peningkatan risiko infeksi yang drastis di wilayah lintang menengah hingga tinggi kemungkinan besar akan meningkatkan risiko koinfeksi karena berbagai spesies cacing dapat berkembang biak secara bersamaan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana hewan terkena infeksi ini dan potensi perubahannya di masa depan, temuan ini dapat mengarah pada pengembangan pengelolaan ternak yang lebih baik dan strategi pengendalian pencegahan, kata para peneliti.
Dinamika yang dijelaskan para peneliti juga dapat menjelaskan potensi risiko bagi kesehatan manusia karena beberapa kelompok keluarga yang diteliti mencakup parasit yang juga menyerang manusia.
"Kita perlu mulai memikirkan bagaimana menyesuaikan strategi kita dengan dunia yang iklimnya sedang berubah," pungkas  Cattadori.
Kondisi  Cacingan Indonesia
Bagaimana kondisi cacingan di Indonesia? DR. Qori Amanda dalam tulisannya di Alomedika mengungkapkan data terkait kondisi terkini infeksi parasit, termasuk kecacingan, di Indonesia masih sangat minim. https://www.alomedika.com/cme-skp-kondisi-terkini-infeksi-cacing-di-indonesia
Padahal, tulisnya dengan kondisi iklim tropis yang hangat, faktor sosioekonomi yang kurang, dan tingkat pendidikan yang masih rendah, infeksi cacing diperkirakan masih tersebar luas di berbagai wilayah di Indonesia.
Terdapat setidaknya empat jenis penyakit infeksi cacing yang masih ada di Indonesia, yakni filariasis, taeniasis, schistosomiasis, dan penyakit cacing tanah.