Perubahan iklim tidak hanya soal cuaca ekstrem, bencana hidrometeorologi, kenaikan permukaan laut tetapi juga gangguan fisik dan mental terhadap kalangan generasi muda, khususnya remaja.Â
Sekolah Kesehatan Masyarakat Dornsife di Drexel, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat merilis hasil studi anyarnya yang mengungkapkan bahwa perubahan iklim berdampak pada tekanan mental kalangan remaja.
Tim peneliti melakukan survei representatif terhadap 38.616 siswa sekolah menengah atas dari 22 distrik sekolah negeri di negara bagian tersebut. Seperempat dari remaja  inimengalami bencana iklim dalam jumlah hari terbanyak dalam dua tahun terakhir dan lima tahun terakhir.
Bencana itu berupa angin topan, banjir, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran hutan. Mereka yang terimbas bencana iklim 20% lebih tinggi untuk terkena tekanan mental dibandingkan rekan-rekan mereka yang mengalami sedikit atau tidak ada kejadian bencana.
Makalah ini merupakan penelitian skala besar pertama yang mengamati kesehatan mental remaja setelah berbagai peristiwa bencana -- termasuk waktu, frekuensi, dan durasi peristiwa.Â
Penelitian ini mencakup 83 bencana iklim yang diumumkan pemerintah federal dan terjadi dalam waktu 10 tahun sebelum survei tersebut selesai.
Sedih, Putus Asa, Kurang Tidur
Temuan ini menggunakan data Mei 2019 tentang kesedihan/putus asa dan kurang tidur di AS. Survei Perilaku Risiko Remaja dan data bencana dari Badan Manajemen Darurat Federal, diterbitkan di jurnal Preventive Medicine Reports.
"Kita tahu bahwa perubahan iklim telah dan akan menimbulkan dampak bencana di seluruh dunia," kata penulis utama Amy Auchincloss, PhD, guru besar  epidemiologi di Dornsife School of Public Health seperti dikutip dari Situs Universitas Drexel  22 Februari 2024. Â
 Menurut Auchincloss pihaknya terkejut saat mengetahui bahwa bencana terkait iklim telah berdampak pada begitu banyak remaja di AS.