Karakter kedua lainnya ialah songket adalah produk bersejarah bagi Palembang. Guru Besar Departemen Sosiologi dan Antropologi di College of the Holly Cross, Susan Rodgers dalam tulisannya" Heritage and Authorship Debates in Three Sumatran Songkets" dalam buku yang disunting Walter E. Littledan Patricia McAnnay bertajuk Textile Economics Power Value from The Local to Transnational, 2011 mengatakan songket di Sumaera sudah menjadi produk komersial antar daerah setidaknya sejak 1600.Â
Alangkah lebih baik masing-masing produsen songket membuat cerita sejarah kerajinan songket di tempat masing-masing.Â
Jika Bandung produk UMKM jualan kreativitas dalam membuat fesyen dan bangunan bersejarah, maka Palembang bisa menjual produk tradisional atau yang hibrida seperti Alimarsha tetapi juga menjual sejarah produknya.Â
Kombinasi ini tentu menarik wisatawan sehingga mereka bisa membawa oleh-oleh dengan nilai tambah.Â
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H