Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Palembang Artikel Utama

Bukankah Kerajinan Songket Potensi Jadi Ujung Tombak Pariwisata Palembang?

23 Februari 2024   21:29 Diperbarui: 24 Februari 2024   19:31 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di salah satu butik Songket-Foto: Irvan Sjafari

"Songket yang bagus bisa berumur 100 tahun. Motifnya beragam mulai dari bintang berantai, limas berantai, bungo cino, bungo mawar dan masih banyak lagi," ujar Fikri kepada saya yang waktu itu jadi jurnalis Plesir.

Saya di salah satu butik Songket-Foto: Irvan Sjafari
Saya di salah satu butik Songket-Foto: Irvan Sjafari

UKM binaan Pertamina memberdayakan sekira 50 pengrajin songket. Fikri juga menyediakan mess bagi karyawannya yang tempat tinggalnya jauh dari pusat produksinya dan toko di Jalan Kiranggo Wiro Sentiko No 500 30 Ilir Palembang.

Fikri juga membantu para perajin yang menitipkan produknya di toko tersebut. "Kami juga memiliki sekitar 20 perajin tenun binaan di Desa Tanjung Lago, Kabupaten Musi Banyuasin," ujar dia seperti dikutip dari situs Pertamina. 

Harga tenun songket Palembang yang ia jual bervariasi, mulai dariRp 1,8 juta -- Rp 50 juta. Yang harganya Rp 50 juta, menurut dia, usianya mencapai lebih dari seratus tahun.

Hingga saat ini menurut Anis, salah seorang karyawannya ketika saya hubungi pusat produksi tenunnya kerap dikunjungi wisatawan mancanegara maupun Nusantara. "Kebanyakan yang datang dari perjanjian dulu hingga atas Prakarsa Pemerintah Kota Palembang,"katanya.

Semengat untuk mewariskan budaya Kerajaan Sriwijaya juga menulari Irna Argustine ketika mendirika usaha kerajinan fesyen dan dekorasi dari kain-kain khas Sumatera Selatan pada 25 Agustus 2016 dengan brand Alishamarsya.

Seperti halnya Fikri, Irna juga berniat memberdayakan kaum perempuan dan memajukan perekonomiaan ibu-ibu rumah tangga di Desa Seritanjung, Kabupaten Ogan Ilir, sekitar 60 kilometer dari Palembang, Sumatera Selatan.

Produk Alishamarsya ditujukan untuk pembeli perorangan dan perusahaan, dengan area pemasaran lokal, nasional, maupun international. Dengan memadukan pemasaran langsung fisik maupun penjualan daring melalui media sosial, website, dan marketplace.

Produk Utamanya terdiri dari sarung Bantal, Taplak Meja, Frame, Wallhanging, Blouse, Outer, Kalung, ID Card, Tanjak, Peci, Tas, Notebook, Pouch, Kotak Pensil, Sendal, Dompet, Sajadah, Cover Tissue.

Selain itu terdapat kain Tenun Tradisional Khas Palembang, seperti Songket, Blongsong, Jumputan, Kain Tajung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun