Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebun Binatang Bandung 1930-1980-an, Catatan Awal

22 Februari 2024   19:33 Diperbarui: 22 Februari 2024   19:35 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Binatang Bandung 1930-an /kumeokmemehdipacok.blogspot.com

 Pada Juli 1934 dalam pertemuan pengurus dengan Wali Kota Bandung JM Wesselink direncanakan pembangunan"surga monyet" hingga restoran dengan pinjaman dari komunitas Bandoeng Vooruit sebesar 1.500 gulden.  Namun "Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie"  31 Juli 1934 menyebutkan  baru akan dipertimbangkan kembali segera setelah anggota dewan, Dr. Jacobson, dari Eropa, telah kembali.

 Surat kabar itu mengarakan  eskpansi  kebun binatang dengan membeli  hak kepemilikan penduduk asli atas sebidang tanah yang berdekatan.Tidak terlalu jelas berapa luasnya. 

 Neraca pada akhir Desember 1934 menurut Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie  30 Maret 1935menunjukkan total saldo 2,418.61, akun laba rugi total 12,887.56, dan kontribusi yang diterima sebesar 4,276 pada tahun lalu. 

Kebun Binatang Bandung 1930-an /kumeokmemehdipacok.blogspot.com
Kebun Binatang Bandung 1930-an /kumeokmemehdipacok.blogspot.com

Jumlah pengunjungnya  sekitar  80.000 dalam setahun terakhir. Berdasarkan anggaran dasar, dua pertiga dari jumlah anggota dewan harus mengundurkan diri, namun mereka semua yang mencalonkan diri untuk dipilih kembali, dipilih kembali secara bersama-sama.

 De Locomotief 20 Januari 1936 menyebutka empat ekor harimau raja lahir di Taman Zoologi Bandung dan terlebih lagi, mereka masih hidu. Seringkali, hewan muda dibunuh di penangkaran oleh induknya.  Harian itu mengatakan induk dan anak-anaknya dalam kondisi cantik. Hewan mudanya sudah sebesar kucing rumahan yang setengah dewasa.

 Pada 1942, Jepang mendarat dan melakukan pendudukan, banyak orang Belanda (termasuk Hoogland) ditahan pihak Jepang, dan berada di tempat penampungan inteniran. Saat kemerdekaan dicapai bangsa ini pada 17 Agustus 1945, kelompok interniran (termasuk Hogland) Kembali ke negaranya (Belanda).

Kebun Binatang diurus oleh sekelompok kaum pribumi, satu di antaranya R. Ema Bratakoesoema, dalam kondisi keterbatasan biaya tentunya.   Saat chaos, jangankan memikirkan binatang, manusiapun dalam kondisi darurat pangan, sandang dan papan.

Rentang waktu 1945-1950. Satwa penghuni Kebun Binatang semakin tidak terurus dan memprihatinkan. Karena Indonesia saat itu dalam keadaan mempertahankan kemerdekaan dan menghadapi Agresi Militer I dan II dari pihak Belanda.

1950-an hingga 1960-an

Tulisan di situs Komunitas Aleut menyebutkan pada 1950,  Kebun Binatang  Bandung hanya memiliki 101 spesies hewan. Keseluruhannya waktu itu masih dalam keadaan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun