Jenis babi hutan (Phacochoerus africanus dan P. aethiopicus), babi semak (Potamochoerus porcus dan P. larvatus), dan babi hutan raksasa (Hylochoerus meinertzhagen) kebanyakan tidak menunjukan gejala klinis saat terinfeksi. Namun beberapa jenis babi di atas cenderung lebih berperan sebagai reservoir virus.
Pada Februari 2019, untuk pertama kalinya ASF dikonfirmasi di kawasan Asia Tenggara, yaitu di Vietnam. Selanjutnya, infeksi ASF meluas hingga ke Kamboja, Laos, Filipina, Myanmar dan Timor Leste.
Pada Desember 2019, terdapat tujuh negara di Asia Tenggara yang telah mengkonfirmasi adanya kasus ASF termasuk Indonesia. Kasus ASF di Indonesia diumumkan secara resmi melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentang Pernyataan Wabah Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
Jumlah kematian babi pada wabah ini mencapai 47.559 ekor dari total 1.277.741 ekor babi di Sumatera Utara (3,7%). Virus ASF juga dikonfirmasi telah menyebar ke 21 dari 33 kabupaten di Sumatera Utara (64%).
Afrika Selatan
Februari ini juga tidak menyenangkan bagi peternak di pinggiran Taman Groeneweide di George, Afrika Selatan. Departemen Pertanian negara ini mengkonfirmasi kepada BNN pada  7 Februari serangan ASF yang keempat kalinya sejak 2022.Â
Wabah baru-baru ini telah merenggut nyawa sekitar 45 Â babi, menimbulkan kekhawatiran terhadap 250 babi yang tersisa di sekitarnya.
Peternakan kecil yang terletak di dekat lingkungan Taman Groeneweide yang tenang kini berada di bawah karantina pencegahan, sebuah pengingat akan cengkeraman virus yang tiada henti di sektor pertanian.
Demam babi Afrika merupakan ancaman berbahaya bagi ternak, ditandai dengan tingginya tingkat kematian pada babi. Dengan tidak tersedianya vaksinasi atau pengobatan saat ini, penyakit ini menghadirkan tantangan berat untuk memerangi penyebarannya.
Melanda Asia dan Eropa
Sementara International Union for Conversation and Nature mengabarkan ASF telah melanda Asia, Eropa dan Afrika, menghancurkan populasi babi domestik dan liar selama 10 hingga 20 tahun terakhir.