"Tampaknya Ae. albopictus dewasa mengalami suhu yang mendekati CTmax dibandingkan larva, mungkin menjelaskan mengapa terdapat lebih banyak perbedaan di antara populasi dewasa," terang Orlinick.
Pemerintah Negara Subtropis Belum SiapÂ
Pada penelitian sebelumnya Profesor geografi medis dan profesor di Universitas Florida Sadie Ryan mengingatkan  para perencana pemerintah dan pejabat kesehatan masyarakat di negara-negara yang tidak terbiasa menghadapi krisis seperti ini.
"Mereka  perlu mulai melakukan persiapan sekarang untuk melindungi masyarakat mereka dari wabah penyakit besar-besaran di masa depan, kata Ryan  di PLOS Neglected Tropical Diseases.
Populasi yang baru terpapar cenderung akan mengalami wabah epidemi. Untuk penyakit seperti Zika, paparan pertama cenderung memiliki hasil yang lebih buruk.
"Lebih buruk tidak saja  dalam hal gejala, tetapi juga  respons kesehatan masyarakat, jadi kita harus segera waspada. mencari area baru tersebut, dalam skenario apa pun di masa depan," ucap Ryan.
Ryan melakukan penelitian bersama rekan-rekannya dari Georgetown University, Stanford University dan Virginia Tech.
Tim tersebut menggunakan model matematis penularan penyakit nyamuk yang dipicu oleh iklim, ditambah dengan prediksi perubahan iklim di masa depan berdasarkan berbagai skenario emisi di masa depan.
Hal ini dilakukan  untuk memetakan kapan, di mana, dan berapa banyak orang yang berpotensi berisiko terkena penyakit ini.
"Penyakit-penyakit ini, yang kami anggap sebagai penyakit tropis, telah muncul di daerah dengan iklim yang sesuai, seperti Florida, karena manusia sangat pandai dalam memindahkan serangga dan patogennya ke seluruh dunia," kata Ryan dalam situs Universitas Florida.Â
Tujuan dari penelitian ini untuk menunjukkan wilayah-wilayah di dunia mana yang akan menjadi tempat yang cocok untuk penerapan dan pendirian program semacam ini. Hal ini berfungsi untuk menciptakan alat perencanaan kesehatan global dalam menghadapi perubahan iklim.