Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perubahan Iklim Dorong DBD, Chikungunya, Zika Jadi Wabah Global

4 Februari 2024   22:01 Diperbarui: 4 Februari 2024   22:07 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://dkk.sukoharjokab.go.id/read/pengendalian-demam-berdarah-dengue

Perbedaannya tampaknya tidak mengikuti pola garis lintang sederhana atau pola yang bergantung pada suhu, namun ada beberapa tren penting. Populasi nyamuk dari lokasi dengan curah hujan lebih tinggi memiliki nilai CTmax lebih tinggi.

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu musiman rata-rata dan maksimum, kelembaban relatif dan curah hujan tahunan mungkin merupakan faktor iklim yang penting dalam menentukan CTmax.

Variasi genetik dalam toleransi panas diperlukan bagi organisme untuk beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.

"Itulah mengapa penting bagi kita untuk secara eksperimental menentukan apakah nyamuk ini menunjukkan variasi sebelum kita dapat mulai menguji bagaimana, atau apakah, ia akan beradaptasi dengan dunia yang lebih hangat," tutur dia.

Penelitian di laboratorium di masa depan bertujuan untuk menentukan batas atas nyamuk mencari inang untuk memakan darah di alam.  Para peneliti mengamati apakah nyamuk-nyamuk itu  menghabiskan waktu terpanas dalam sehari ketika suhu melebihi ambang batas tersebut. Lalu apakah mereka sudah beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.

Menurut Tim peneliti, menentukan hal ini adalah kunci untuk memahami bagaimana perubahan iklim akan berdampak pada penularan penyakit di dunia nyata.

"Nyamuk di alam liar mengalami fluktuasi suhu dan kelembapan harian yang tidak dapat kita tiru sepenuhnya di laboratorium," imbuh  Westby.

Tren keseluruhannya adalah peningkatan toleransi panas seiring dengan meningkatnya curah hujan. Bisa jadi iklim yang lebih basah memungkinkan nyamuk bertahan pada suhu yang lebih panas karena berkurangnya proses pengeringan.

Hal itu disebabkan kelembapan dan suhu diketahui berinteraksi dan mempengaruhi kelangsungan hidup nyamuk.

Sementara Benjamin Orlinick, penulis pertama makalah tersebut dan mantan peneliti sarjana di Tyson Research Center Benjamin Orlinick mengatakan Larva memiliki batas termal yang jauh lebih tinggi dibandingkan larva dewasa,.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tekanan seleksi yang berbeda antara larva dewasa di darat dan larva akuatik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun