Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perlu Revolusi Tidak Menggunakan Kantong Plastik Sekali Pakai

27 Januari 2024   20:20 Diperbarui: 27 Januari 2024   20:26 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data dari Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahunnya.

Studi dari Jenna R. Jambeck dan kawan-kawan (2015) menyatakan Indonesia sebagai penyumbang terbesar kedua sampah plastik ke laut, setelah China. Setidaknya 16 persen sampah plastik di lautan berasal dari Indonesia.

Menggantikan Kantong Plastik Sekali Pakai dengan Apa?

Untuk menghentikannya juga perlu revolusi. Stop penggunaan kantong plastik sekali pakai dengan regulasi. Namun persoalannya menggantikan plastik dengan apa? 

Masyarakat sudah terbiasa memakai kantong plastik untuk belanja untuk pasar tradisional hingga pasar swalayan modern.  Membawa barang belanjaan lebih praktis dengan bungkus plastik, makanan harus dibungkus plastik, beli buku dibungkus plastik. 

Celakanya, alternatif penggantinya sudah terlanjur langka, dengan berkurangnya lahan untuk jati, pisang untuk bungkus daun, apalagi kertas. Selain itu plastik melindungi barang dari hujan deras dan polusi yang belum menjadi masalah di era sebelum plastik marak.

Begitu juga dengan sachet yang memang praktis untuk minuman serbuk kopi hingga bubuk minuman yang bisa dibeli satuan di warung-warung rokok dengan harga terjangkau oleh sebagian besar rakyat Indonesia.  

Okelah, itu memang menjadi tanggungjawab otoritas dan produsen. Bukankah mereka punya riset dan pengembangan?   Bukankah pemerintah bisa menerbitkan  regulasi  agar Indonesia bebas plastik sekali pakai hingga melarang produsen mengeluarkan produk sachetan.  Bahwa penggantinya apa, ya, mereka yang pikirkan.  Itu kan tugas pemerintah.

Lalu  Aku  balik ditanya apa aku bisa lakukan. Nggak masalah aku ke mana-mana bawa kantong belanja sendiri, sudah aku lakukan kok!  Aku juga bawa tkotak empat bekal makan sendiri, jika ingin makan tinggal cuci lalu minta pedagangnya isi makanan saya pesan  ke  kotak itu.

Aku membawa tumbler sendiri buat minum, jadi tidak perlu membawa botol mineral.  Saya kira  sudah banyak orang melakukan hal ini, terutama dari generasi milenial.   

Hasilnya? Mengurangi iya, tetapi  menyelesaikan nggak. Tetap saja kantong plastik sekali pakai masih banyak digunakan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun