Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lewat Pengamatan Burung, Belantara Foundation dan SMP SAI Belajar Lestarikan Satwa

26 Januari 2024   22:45 Diperbarui: 27 Januari 2024   03:28 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
48 Pelajar SMP SAI di Lapangan Banteng,, 25 Januari 2024-Foto: Dok Belantara

Alam sekitar dapat memberikan pelajaran yang sama manfaatnya dengan apa yang diungkapkan dalam buku, jika kita menyimak dengan menggunakan panca indera. Hal inilah yang dilakukan 48 pelajar SMP Sekolah Alam Indonesia (SAI) ketika hadir melakukan pengamatan  burung-burung liar di areal Taman Lapangan Banteng, Jakarta, 25 Januari 2024.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Belantara Foundation dengan SMP SAI.  dalam kegiatan pengamatan burung,  Para siswa juga mendapatkan materi teori terkait hewan ini. 

Dalam kesempatan itu, Koordinator Edukasi, Fundraising dan Outreach Belantara Foundation, Ahmad Baihaqi menyampaikan topik pentingnya menjaga dan melestarikan burung-burung liar di habitat alaminya.

Dalam melakukan pengamatan burung, para siswa  kerap menggunakan teropong. Mereka mencatat jenis burung yang berhasil diamati.

Mereka dibagi menjadi 6 kelompok dan didampingi oleh 18 fasilitator yang berasal dari Kelompok Pengamat Burung (KPB) Nectarinia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KPB Nycticorax UNJ dan Biological Bird Club Ardea Biologi UNAS.

Baihaqi menyampaikan burung mempunyai tempat dalam ekosistem. Itu sebabnya dia mendoronggenerasi muda berpartisipatif aktif dalam menjaga dan melestarikan burung-burung di habitat alaminya seperti di ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta.

Pria yang karib disapa Abay ini menyatakan Taman Lapangan Banteng juga berperan sebagai habitat bagi burung-burung liar.

"Keberadaan burung liar tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran bagi generasi muda khususnya siswa sekolah terutama pembelajaran ilmu biologi" ujar Abay dalam keterangan tertulisnya yang saya terima melaui Whatsapp, 26 Januari 2024.

Dari hasil pengamatan, terdapat 23 jenis burung yang berhasil diamati dan identifikasi. Berdasarkan status perlindungan, terdapat tiga jenis burung masuk ke dalam kategori yang dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi.

Tiga jenis burung tersebut yaitu kipasan belang (Rhipidura javanica), betet biasa (Psittacula alexandri) dan alap-alap sapi (Falco moluccensis).

Berdasarkan status keterancaman, terdapat dua jenis burung yang masuk ke dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), yaitu burung kacamata biasa (Zosterops melanurus) berstatus rentan terancam punah / Vulnerable (VU).

Sementara betet biasa (Psittacula alexandri) berstatus hampir terancam punah / Near Threatened (NT).

Salsha stau kegiatan pengamatan burung-Foto; Dokumentasi Belantara
Salsha stau kegiatan pengamatan burung-Foto; Dokumentasi Belantara

Guru Kelas SMP SAI, Ahmad Rizky Mudzakir mengapresiasi kegiatan pengamatan burung ini unuk edukasi bagi masyarakat khususnya siswa SAI akan pentingnya merawat alam dan menjaga lingkungan sekitar lewat pengamatan burung.

"Pengamatan burung ini juga sebagai wadah pembekalan dan pengayaan materi sebelum mereka melakukan eksplorasi burung-burung di kawasan Taman Nasional Manusela, Maluku pada April mendatang,"  ujar Ahmad.

Sementara dihubungi secara terpisah Ketua KPB Nectarinia Dita Ayu Kurniasari mengatakan  para pelajar terlihat antusias dalam pengamatan burung, menggunakan binocular, mencari jenis burung yang mereka dapatkan dengan menggunakan referesi poster burung-burung Jakarta.

 Sepertinya kegiatan ini menjadi candu untuk mereka karena sudah selesai waktunya pengamatan mereka masih bersemangat untuk melihat sekitar taman dan menyebutkan jenis2 burung yang sedang berterbangan.

"Menurut saya mereka sudah mengerti bagaimana pernanan burung di alam dan bagaimana peranan kita sebagai manusia akan hal timbal balik tersebut," ujar Dita ketika dihubungi via Whatsapp, 26 Januari 2024.

Tersedia Cukup Pakan Burung 

 

Menurut Dita kemungkinan burung-burung  ini  bisa bertahan di tengah hiruk pikuk kota Jakarta di Lapangan Banteng tersebut masih tersedia beberapa jenis pakan mereka.

Dalam areal ini  banyak sekali pepohonan biji-bijianan serta serangga-serangga dari beberapa jenis pohon yang ada di sana.

"Kami menemukan sarang beberapa burung disana berarti mereka juga menggunakan dahan-dahan pohon untuk bersarang," kata Dita lagi.

KPB Nectarinia sudah melakukan 4 kali  pengamatan di Taman Lapangan Banteng. 

"Mungkin nantinya kami  melakukan pengamatan ulang apakah mereka benar berhabitat disana atau hanya burung lepasan," imbuhnya lagi.

Apa yang disampaikan Dita sebangun dengan Penelitian yang dilakukan Tim Program Biologi Universitas Negeri Jakarta  dipimpin Agung Sedayu dan kawan-kawan pada 2022  tentang vegetasi tanaman urban bagi burung herbivora.

Dalam studi   yang dimuat dalam Jurnal Bioma menyebutkan  Lapangan Banteng  mempunyai  luas 5,2 hektar  sangat berpotensi sebagai salah satu sumber pakan burung.  

Tim peneliti menemukan  7 jenis burung yang memanfaatkan vegetasi taman sebagai sumber pakan, yaitu empat jenis burung tipe granivora, yaitu  Passer montanus (burung gereja), Streptopelia cinensis (tekukur biasa),  Lonchura punctulate (bondol peking), dan Pycnonotus aurigaster (sejenis burung bulbul).

Sementara tiga jenis burung tipe frugivora, yaitu  Psittacula alexandri (betet biasa), Dicaeum trochileum (burung cabai Jawa), Treron vernans (sejenis merpati) dari total 16 jenis burung.

Sementara dari sudut tumbuh-tumbuhan, hanya 10 jenis tumbuhan yang teramati dimakan burung dari total 39 jenis tumbuhan di Taman Lapangan Banteng.

Menurut para peneliti keberadaan  jenis jenis  burung  frugivora  di  Taman  Lapangan  Banteng,  dan  kemampuan fleksibilitas pakan  pada beberapa jenis granivora untuk memanfaatkan buah-buahan.

Hal ini juga menunjukkan  ketepatan  perancangan  Taman  Lapangan  Banteng  yang  menyediakan  banyak  pohon  berbuah  dibandingkan jenis-jenis rumput.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun