Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bukankah Makan Tanpa Sisa Cara Sederhana untuk Masa Depan Berkelanjutan?

23 Januari 2024   23:35 Diperbarui: 23 Januari 2024   23:53 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi kalau sampah makanan itu dibiarkan, hewan pengerat populasi menjadi bertambah karena banyaknya makanan nantinya bakal menganggu manusia juga. Kucing pasti enggan memburunya, karena ukuranya besar. Kucing pun kenyang makan sisa sampah manusia.

Lalat, semut akan berpesta pora dan jumlah mereka akan bertambah karena banyak makanan. Akhirnya mendatangkan masalah juga.  Dari makan meninggalkan sisa saja sudah menimbulkan banyak masalah lingkungan.

Riset Bappenas yang dikutip Data Indonesia mengungkapkan sejak 2000 hingga 2019 Indonesia kehilangan 23--48 juta ton makanan yang terbuang. 

Mayoritas makanan yang terbuang itu bersumber dari padi-padian dengan proporsi sebesar 44%. Padi-padian di sini mungkin bahan pokok nasi atau jagung. Sementara pada posisi kedua adalah buah-buahan sebesar 20% dan sayuran 16%.  Sisanya baru  bahan digunakan untuk lauk pauk ikan, daging, telur.

Padahal menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, jutaan ton sampah makanan itu seharusnya dapat menghidupi 61-125 juta orang Indonesia.

Jadi seandainya saja semua orang yang punya akses dan kesempatan  untuk makan seperti yang saya ceritakan di awal mau mengambil porsi secukupnya, hingga makanan di hotel atau restoran yang berlebih dan layak makan bisa diberikan kepada lingkungan sekitarnya yang belum tentu bisa makan enak, maka mereka ikut memecahkan masalah ini. 

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total timbulan sampah di Indonesia mencapai 19,14 juta ton per tahun pada  2022. Jumlah itu diperoleh dari 162 kabupaten/kota.

Dari jumlah tersebut, sebagian besar atau 41,69% sampah di dalam negeri berasal dari sisa makanan. Sebanyak 18,22% sampah merupakan plastik.  Maka, seandainya saja banyak orang makan mengambil porsi secukupnya, maka tentunya jumlah sampah makanan akan lebih sedikit.

Sampah makanan tetap akan  ada  memang harus dibuang karena busuk, kesalahan penyimpanan, orang yang sedang sakit dan kehilangan nafsu makan atau oleh sebab yang bukan karena rakus.

Saya sendiri pernah makan tidak habis ketika sakit atau dikasih orang ketika bertamu, tetapi porsinya berlebihan. Bukan saya mengambil sendiri.

Kalau banyak orang makan tanpa sisa, maka  jumlah sampah organik berpotensi  berkurang. Sampah makanan yang berkurang  akan lebih mudah dibuat untuk jadi kompos atau diolah dengan menggunakan maggot hingga tak perlu disetor ke TPS. Habis di pemukiman oleh gerakan pemilahan sampah yang mulai marak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun