Setahu saya penggunaan kantong plastik sekali pakai di Indonesia dimulai sejak 1960-an. Bahkan hingga 1970-an penggunaan kantong plastik setidaknya untuk para ibu yang belanja di pasar tradisional belum terlalu populer.
Sewaktu kecil saya kerap menemani ibu berbelaja di pasar tradisional membawa keranjang dan pulang membawa banyak bungkusan kertas atau daun. Baca: Sampah Plastik, Antara Regulasi, Gaya Hidup dan Kreativitas.Â
Produksi sampah plastik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Â Pada 2022, total sampah plastik mencapai 12,54 juta ton.
Pertengahan 2023 lalu Direktur Pengelolaan Sampah, Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar menyampaikan perlu gerakan massif dan jika perlu revolusi budaya yakni gaya hidup minim sampah termasuk sampah plastik dalam sebuah seminar di FTUI.  Baca: Koridor dan KompasÂ
"Masyarakat seharusnya mengambil langkah tegas dengan tidak membeli produk-produk dari produsen yang tak punya komitmen tersebut!" seru Novrizal Tahar
Peneliti BRIN yang juga dosen Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) UI, Sri Wahyono, menyampaikan produk plastik meningkat tajam dalam beberapa dekade ini.
Ironisnya, dahulu plastik diciptakan untuk mengatasi masalah lingkungan yaitu mengurangi penebangan pohon, sekaligus untuk memudahkan kehidupan manusia. Namun setelah berapa dekade malah punya dampak lebih buruk pada lingkungan.
Pertanyaannya, apakah ada gagasan untuk menggantikan kantong sampah plastik sekali pakai yang tidak ramah lingkungan ini?Â
Apakah pemimpin mendtang membuat kebijakan mendorong inovasi mengganti penggunaan  plastik sekali pakai, berikut regulasi agar Indonesia dari penggunaan sampah plastik sekali pakai?
Soal ketiga ialah bagaimana menghentikan laju deforestasi. Â Sebagian hutan-hutan di Kalimantan dan Sumatera berubah menjadi kebun sawit.Â