Apakah sebuah kota bisa mandiri secara pangan sekaligus memberikan manfaat pada lingkungan hidup dengan pertanian kota atau istilah kerennya urban farming?
Tim peneliti lintas disiplin termasuk dari Universitas Illinois Urbana Champaign  dalam makalah yang dirilis pada 10 Januari 2024  di Nature Food lalu menjawab: benar, pertanian kota memperkuat keberlanjutan dan ketahanan wilayah kota.
Menurut para peneliti pertanian perkotaan memiliki potensi untuk mendesentralisasikan pasokan pangan dan memberikan manfaat lingkungan seperti tempat habitat satwa liar  dan mengurangi masalah lingkungan seperti polusi.
Namun para peneliti juga mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mengenai manfaat dan risiko pertanian perkotaan dan proses sosial dari menanam lebih banyak pangan di wilayah perkotaan.
Rekan penulis studi Chloe Wardropper, asisten profesor di Departemen Sumber Daya Alam dan Ilmu Lingkungan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian, Konsumen dan Lingkungan (ACES) mengatakan lebih dari dua pertiga populasi global tinggal di wilayah perkotaan pada 2050.
Ketahanan wilayah tersebut mungkin terganggu karena ketergantungan mereka terhadap pangan impor  atau dari luar kota.
Namun Wardropper mengatakan ada pertanyaan terbuka tentang cara terbaik untuk meningkatkannya dan masalah lingkungan, kesehatan, dan keadilan apa yang perlu diatasi.
"Kami mengusulkan kerangka tiga fase yang saling berhubungan untuk lebih memahami dan membentuk pertumbuhan pertanian perkotaan di masa depan," kata Wardropper seperti dikutip dari situs  Universitas Illinois Urbana Champaign Â
Terang dia, fase pertumbuhan pertama akan mencakup peningkatan minat, pengetahuan, dan akses individu terhadap sumber daya untuk menjalankan pertanian di wilayah perkotaan.
Fase  kedua, pelembagaan, atau transformasi peraturan dan dukungan organisasi untuk pertanian perkotaan.