Berdampak Luas
Suhu permukaan laut pada  2023 "di luar batas normal", kata para peneliti. Penyebab utamanya adalah rekor emisi karbon selama satu tahun lagi, yang dibantu oleh El Nino.
Sepanjang tahun, suhu rata-rata adalah 0,1C lebih tinggi dari  2022, tetapi pada paruh kedua 2023 suhunya "mencengangkan" 0,3C lebih tinggi.
Sementara lmuwan permukaan laut di Pusat Oseanografi Nasional di Liverpool, Inggris Svetlana Jevrejeva mengatakan bahwa penelitian ini memberikan "bukti pengamatan yang kuat" bahwa lautan adalah yang terpanas yang pernah tercatat pada 2023.
Ia menganggapnya "sangat mengkhawatirkan" bahwa lautan- rekor pemanasan telah dipecahkan lima tahun berturut-turut.
Jevrejeva mengingatkan perubahan kecil di lautan dapat menimbulkan dampak yang luas. Sekitar 50% kenaikan permukaan air laut saat ini disebabkan oleh perluasan lautan ketika air menjadi hangat.
Pemanasan laut yang cepat dapat menyebabkan intensifikasi kejadian cuaca ekstrem, katanya, karena lautan memediasi pola cuaca global yang menentukan curah hujan, kekeringan, dan banjir.
William Cheung, ahli ekologi kelautan di Universitas British Columbia di Vancouver, Kanada, mengatakan bahwa pemanasan laut dapat menyebabkan pergeseran distribusi kehidupan laut, menyebabkan beberapa spesies berpindah ke wilayah kutub atau perairan yang lebih dalam.
"Laut yang lebih hangat juga dapat memicu perubahan waktu terjadinya peristiwa biologis, seperti migrasi dan siklus reproduksi, serta memengaruhi ukuran tubuh makhluk laut," kata Cheung.
Panas juga menyebabkan rekor tingkat stratifikasi di lautan, dimana air hangat yang menggenang di permukaan mengurangi pencampuran dengan perairan yang lebih dalam.
Hal ini mengurangi jumlah oksigen di lautan, sehingga mengancam kehidupan laut, dan juga mengurangi jumlah karbon dioksida dan panas yang dapat diserap laut di masa depan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya