Bahkan ketika saya masuk untuk makan siang beberapa waktu lalu, dia sendiri melayaninya. Yang istimewa dari warung itu ialah foto-foto berkaitan dengan Bung Karno yang ada di dinding warung itu.
"Bu Inggit, Bu Hartini, Guntut dan Guruh Sukarno menjadi pelanggan kami. Saya meneruskan usaha ibu saya bernama Enok yang mendirikan warung ini pada 1947. Saya mulai sekitar 1960-an," tutur Bu Eha, nama pemilik warung itu yang diberi nama yang sama.Â
Baca:Â Warung Bu Eha
Menurut Bu Eha ketika ia masih  remaja tempat berdirinya warung itu dulu adalah tempat binatu.
Warungnya sendiri lebih di dalam dan pasarnya sendiri becek.
Pada waktu perjanjian Renvile, Bu Eha ikut Hijrah ke Yogyakarta dan berpartisipasi menjadi petugas dapur umum yang membuatnya terdaftar sebagai veteran.
"Mertua saya, Aisyah, adalah teman dekatnya Ibu Inggit. Ketika masa Belanda, Ibu Inggit suka makan di sini. Tetapi Bung Karno sendiri tidak pernah. Hanya ketika Bung Karno datang ke Bandung, Ibu Inggit dan mertua saya selalu pesan makanan di warung saya untuk beliau," ujar Eha.
Pantas di dinding warungnya dipajang foto Keluarga Bung Karno, foto Bung Karno sendiri, hingga Pangdam Siliwangi Ibrahim Adjie.
RM Ampera adalah kuliner Sunda lainnya yang menjadi favorit saya kalau punya uang lebih,
Sejarahnya, rumah makan ini dirintis oleh H. Tatang Sujani dan istrinya, St. E. Rochaety pada 1963.
Sebelum membuka usaha ini, Tatang mulanya membantu sebuah usaha warung makan di Bandung.