Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Fantasi Saya Seharusnya Kota Tua Jakarta

8 Desember 2023   19:41 Diperbarui: 8 Desember 2023   19:42 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Fatahillah-Foto: Irvan Sjafari

Bagaimana dengan manusia silver? Ya, dirangkul saja.  Silahkan ikut meramaikan.

Berapa bangunan bisa jadi homestay atau guest house bagi wisatawan yang kantongnya pas-pasan. Bukankah banyak backpacker mancanegara?

Sudahlah wahai kebijakan pariwisata negeri ini, saya nggak yakin kok  destinasi yang membidik wisatawan premium akan berhasil di semua tempat.   

Jangan sampai seperti pepatah mengharapkan burung terbang di langit punai di tangan dilepaskan. S

Lebih baik satu juta wisatawan backpacker datang ke Indonesia, daripada wisatawan premium hanya berapa ratus orang.

Menghidupkan kembali Kota Tua Jakarta berarti meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap bangunan era kolonial.

Saya bayangkan datang ke Kota Tua turun dari halte MRT (kalau jadi sampai ke sana) pagi hari,  Transjakarta  atau Stasiun Kota, lalu melangkah ke dalam areal Kota Tua, sarapan dulu di warung kaki lima khas Jakarta, seperti ketoprak, nasi uduk , gado-gado, nasi goreng.

Bagi mereka yang punya uang lebih bisa memilih rumah makan yang menempati bangunan tua.

Kemudian saya mengunjungi sejumlah bangunan kolonial seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang, serta Museum Seni Rupa dalam satu putaran. Kalau jam 7.30 buka maka jam 10 pagi selesai.

Dari sana saya menyewa ojek sepeda melintasi Kali Besar sambil membayangkan seperti apa kehidupan masa kolonial dulu, lalu singgah ke Toko Merah, serta mengunjungi perpustakaan terkait Kota Tua Jakarta yang menempati bangunan di sana yang sekaligus juga dijadikan kafe sambil minum kopi.

Kawasan Kali Besar : Bayangkan kalau hijau, terang benderang malam hari dan kali bisa dilayari-Foto: Irvan Sjafari
Kawasan Kali Besar : Bayangkan kalau hijau, terang benderang malam hari dan kali bisa dilayari-Foto: Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun