“Selain itu banyak proyek yang terdaftar secara resmi hanya mempunyai dampak kecil terhadap perubahan iklim,” kata Jan lagi.
Sementara Sabine Minninger dari organisasi bantuan German Bread for The World menyatakan hal sinis. Memang, katanya negara-negara industri telah memberikan dana USD100 miliar.
Namun dana itu berupa pinjaman yang harus dibayar kembali negara berkembang. Pembayaran kembali ini meningkatkan beban utang negara-negara miskin di Dunia Selatan
"Itu memalukan," katanya.
Negara Berkembang Juga Mendapat Dampak
Padahal negara berkembang juga menanggung akibat perubahan iklim. Negara-negara berkembang hanya menghasilkan sedikit polusi yang menyebabkan perubahan iklim.
Negara-negara berkembang sudah menanggung beban dampak destruktif yang paling besar, seperti badai, banjir, dan kekeringan.
Contohnya pada 2020, Topan Harold menghajar negara kepulauan Vanuatu. Topan ini menghancurkan sekolah dan ladang tanaman.
Akibat lainnya pada satu provinsi, sekira 90% penduduknya kehilangan tempat tinggal. Total kerugian sebesar USD600 juta. Jumlah ini mewakili lebih dari 60% produk domestik bruto negara tersebut
Vanuatu adalah bagian dari koalisi negara-negara berpenghasilan rendah yang menyerukan negara-negara kaya untuk menanggung dampak buruk iklim.
Amerika Serikat seharusnya membayar bagian yang setara dengan emisi karbon historisnya. Kalau dihitung harusnya menanggung hampir setengah dari USD100 miliar tersebut. Kenyaataanya menyumbang sedikit.