Sudah sebulan ini Naura Rahma, 29 tahun dan keluarganya pontang-panting mendapatkan air bersih. Â Anggota keluarga yang bermukim Komples Perumahan Antang, Kecamatan Manggala, Makassar ini harus berkeliling untuk mendapatkan air bersih, walaupun air sumur. Karena air dari pompa lair listrik tidak menyala.
"Sekalipun kami mendapatkan airnya karena jaraknya jauh di sebuah sumur, bagaimana membawanya dalam jumlah besar," ujar Naura, 7 November 2023.
Kalau membeli dari tukang air keliling harus merogoh kocek Rp5.000 per galon. Â Untuk mandi dibutuhkan lebih dari satu galon, lalu bagaimana untuk keperluan sehari-hari untuk minum dan memasak. Â Jatuhnya lebih mahal dari air dari PDAM.
Naura mengungkapkan, perumahan itu baru sekalian mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah. Ketika bantuan datang seluruh wadah digunakan bukan saja semua ember, tetapi juga panci bahkan mesin cuci juga difungsikan.
Dampak lain dari kekurangan air ialah pasokan listrik dari PLN Â berkurang. Pasalnya 30 persen energi dari PLTA, sementara sungai pada kering. Imbasnya otoritas Makassar memenerapkan kebijakan pemadaman listrik bergilir empat jam.
"Saya mendapatkan pelajaran berharga dari kekeringan ekstrem betapa berharganya setiap tetes air dan menggunakan air harus bijak," ucap Naura.
Rumah Sakit Terimbas
Krisis Air Bersih juga mengganggu aktivitas rumah sakit. Humas RSUP Wahidin Sudirohusodo, Aulia Yamin menyampaikan kebutuhan air bersih di rumah sakit tersebut sekitar 700 meter per kubik setiap hari dalam kondisi normal.
Namun saat ini  dari enam titik sumur bor dan air yang dihasilkan hanya sekitar 200 per kubik per hari.  Imbasnya pihak manajemen rumah sakit harus membagi jadwal untuk memastikan aliran air mengalir di seluruh ruangan pasien sebanyak 300 kamar.
Pada akhir Agustus lalu Kompas melaporkan, krisis air bersih sedang melanda Kota Makassar. Air PDAM tidak lagi mengalir di 10 Kecamatan yang disebabkan Bendungan Leko Pancing di Kabupaten Maros kering.Â
Laporan media ini menyebutkan kondisi Bendungan Leko Pancing di Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros yang menjadi tempat penampungan air baku PDAM Makassar dalam kondisi kering.
Sungai-sungai yang mengalir di Bendungan Leko Pancing dari berbagai aliran mulai dari pegunungan Tompo Bulu dan aliran air dari Sungai Jeneberang juga terlihat kering.
Namun menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut Makassar dan sekitarnya saat ini sudah memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Â BPBD menyampaikan krisis air bersih imbas kekeringan pun disebut sudah berangsur normal.
"Kondisi Kota Makassar pada saat ini dari faktor cuaca memang sekarang kita dalam masa transisi dari musim kering atau kemarau ke musim hujan," kata Kepala Pelaksana BPBD Makassar Akhmad Hendra Hakamuddin kepada detikSulsel, 7 November 2023.
El Nino Ekstrem
Tidak bisa disangkal kekeringan di sejumlah daerah saat ini terkait El Nino. Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menjelaskan perilaku El Nino ekstrem mengalami perubahan.
Menurut dia El Nino ekstrem biasanya terjadi setiap 15 tahun sekali. Catatan sejarah terjadi pada 1982, 1997 dan tahun 2015 yang terakhir. Tetapi saat ini yang baru tujuh tahun kembali terjadi.
"Kalau sekarang ini kita sudah mengalami lagi yang kuat, El Nino kuat yang berpotensi extreme bahkan menjadi Super pada 2023, berarti kan tujuh tahun. Berarti ada peningkatan frekuensi 2 kali lipat dari sebelumnya," ujar Erma kepada Liputan 6. Â
Hal tersebut, katanya  terjadi karena bumi semakin panas akibat perubahan iklim. Saat ini sudah lebih dari 1,5 derajat. Pada 2023 ini, El Nino terjadi  terjadi pada saat bumi kita melebihi 1,5 derajat celcius.
Sementara mirip tahun 2015 dalam hal persistensi. Siklus hidupnya akan bertahan lebih lama dari 9 bulan dan itulah yang terjadi pada 2015 itu sampai 18 bulan. Menurut dia pada 2023, kemungkinan bertahan lama jadi dia akan menjadi yang kuat, ini akan terus meningkat menjadi ekstrem El Nino.
El Nino adalah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.
Irvan Sjafari
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI