Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Makassar Pilihan

Warga Makassar Kesulitan Air Bersih, Imbas El Nino Ekstrem

7 November 2023   22:47 Diperbarui: 7 November 2023   22:55 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://makassarpena.com/

Laporan media ini menyebutkan kondisi Bendungan Leko Pancing di Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros yang menjadi tempat penampungan air baku PDAM Makassar dalam kondisi kering.

Sungai-sungai yang mengalir di Bendungan Leko Pancing dari berbagai aliran mulai dari pegunungan Tompo Bulu dan aliran air dari Sungai Jeneberang juga terlihat kering.

Namun menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut Makassar dan sekitarnya saat ini sudah memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan.  BPBD menyampaikan krisis air bersih imbas kekeringan pun disebut sudah berangsur normal.

"Kondisi Kota Makassar pada saat ini dari faktor cuaca memang sekarang kita dalam masa transisi dari musim kering atau kemarau ke musim hujan," kata Kepala Pelaksana BPBD Makassar Akhmad Hendra Hakamuddin kepada detikSulsel, 7 November 2023.

El Nino Ekstrem

Tidak bisa disangkal kekeringan di sejumlah daerah saat ini terkait El Nino. Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menjelaskan perilaku El Nino ekstrem mengalami perubahan.

Menurut dia El Nino ekstrem biasanya terjadi setiap 15 tahun sekali. Catatan sejarah terjadi pada 1982, 1997 dan tahun 2015 yang terakhir. Tetapi saat ini yang baru tujuh tahun kembali terjadi.

"Kalau sekarang ini kita sudah mengalami lagi yang kuat, El Nino kuat yang berpotensi extreme bahkan menjadi Super pada 2023, berarti kan tujuh tahun. Berarti ada peningkatan frekuensi 2 kali lipat dari sebelumnya," ujar Erma kepada Liputan 6.  

Hal tersebut, katanya  terjadi karena bumi semakin panas akibat perubahan iklim. Saat ini sudah lebih dari 1,5 derajat. Pada 2023 ini, El Nino terjadi  terjadi pada saat bumi kita melebihi 1,5 derajat celcius.

Sementara mirip tahun 2015 dalam hal persistensi. Siklus hidupnya akan bertahan lebih lama dari 9 bulan dan itulah yang terjadi pada 2015 itu sampai 18 bulan. Menurut dia pada 2023, kemungkinan bertahan lama jadi dia akan menjadi yang kuat, ini akan terus meningkat menjadi ekstrem El Nino.

El Nino adalah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun