Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penggunaan Pestisida di Ladang Kedelai Brazil Picu Leukemia Anak

6 November 2023   20:17 Diperbarui: 6 November 2023   20:19 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://gmwatch.org/

Brazil sukses menjadikan kedelai sebagai komoditas pertanian yang menggiurkan. Pada 2020/2021 produksi mencapai 5.122 juta gantang dengan luas lahan 98 Juta Acre. Walaupun  sempat turun pada 2021/2023 sebesar 4.613 juta gantang dengan luas lahan 103 juta acre, namun pada tahun berikutnya melesat menjadi 5.681 juta hektar dengan luas lahan 109 juta acre.  Satu gantang sama dengan 3,125 kilogram.

Panen kedelai tahun 2023/2024 diproyeksikan mencapai rekor 5.953 juta gantang, meningkat 4,8% dibandingkan panen sebelumnya. Luas lahan kedelai Brazil diperkirakan akan tumbuh 2,5% menjadi 112 juta hektar.

Keberhasilan meningkatkan produksi kedelai karena ekspansi terbesar dalam persentase akan terjadi di wilayah Utara dan Timur Laut Brasil. Otoritas pertanian melakukan konversi padang rumput menjadi lahan pertanian, sementara sebagian ekspansi terjadi karena mengorbankan tanaman lainnya.

Sekalipun harga kedelai di Brasil berada pada titik terendah sejak sebelum pandemi, namun para petani terus memperluas areal tanam mereka. Peralihan petani menanam kedelai dibandingkan jagung pada musim pertama.

Pasalnya, harga jagung bahkan berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan kedelai. Selain itu, ini adalah musim pertama dalam beberapa tahun dimana biaya produksi kedelai di Brazil diperkirakan akan menurun. Faktor pendorongnya adalah penurunan harga pupuk.

Berdasarkan catatan USDA, Brazil menduduki posisi pertama sebagai produsen kedelai terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 127 juta mertik ton.  Sementara Amerika Serikat (AS) berada di tempat kedua dengan produksi 121,5 juta mertik ton. 

Penggunaan Pestisida

Hanya saja pertumbuhan produksi kedelai mendatangkan dampak negatif.  Sebuah studi di jurnal AS. National Academy of Sciences, menemukan pertanian kedelai telah dikaitkan dengan peningkatan kematian akibat kanker leukemia pada anak-anak di Brasil.

Pasalnya, negeri ini juga menjadi salah satu pengguna pestisida terbesar untuk melindungi tanaman dari penyakit dan hama, menurut sebuah penelitian di negara Amerika Selatan tersebut.  Para peneliti menemukan hubungan antara produksi kedelai dan paparan masyarakat terhadap bahan kimia pertanian termasuk glifosat, obat pembasmi rumput liar yang banyak digunakan dan dapat ditoleransi oleh beberapa benih kedelai hasil rekayasa genetika.

"Kami menemukan peningkatan yang signifikan secara statistik pada leukemia anak-anak menyusul perluasan produksi kedelai lokal," kata artikel  dari The Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), berdasarkan data kejadian kanker anak-anak di Brasil dan data kematian akibat penyakit tersebut selama 15 tahun.  

Terdapat 123 kematian tambahan pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dari tahun 2008 hingga 2019 dari ALL setelah perluasan produksi kedelai di Brasil, demikian temuan para peneliti.  

Para peneliti  asal Amerika Serikat ini memperingatkan  jika penggunaan pestisida yang lebih besar, ada kemungkinan akan mencemari persediaan air di dekat pertanian kedelai.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun