Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

100 Tahun Braga Permai, Saksi Bisu Sejarah Braga

1 November 2023   22:36 Diperbarui: 1 November 2023   22:45 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan 100 tahun Braga Permai-Foto: Humas Kota Bandung 

Braga adalah jalan yang panjangnya tak lebih dari satu kilometer di Kota Bandung. Tapi jalan pendek adalah ikon  bersejarah dan eksistensi kota kembang ini, terutama menyangkut gaya hidup kota. Budiman (2017) menyebutnya sebagai dee meest Europeesche winkelstraat van indie (Pusat perbelanjaan nomor satu Bangsa Eropa di Hindia Belanda) pada masanya.

Braga Permai (nama sebelumnya Masion Borgerijen)  salah satu bukti kebetapa kukuhnya Braga. Pada 1 November 2023 ini rumah makan ini genap 100 tahun.  Perayaannya salah satu bangunan cagar budaya Kota Bandung ini mengusung tema 'Kisah Titik Teduh' digelar dengan meriah.

General Manager Braga Permai, Nova Putra Wiguna menceritakan, sejak awal berdiri Braga Permai terus menjadi ruang untuk berbagi kisah, titik temu yang menyajikan dan memberikan inovasi kuliner.

"Braga Permai tidak hanya ingin menjadi restaurant yang berkelas. Namun bisa menjadi sebuah tempat untuk menggali dan belajar sejarah melalui kuliner," ujar Nova Putra Wiguna dalam keterangannya di situs resmi Kota Bandung 

Meskipun resmi berdiri pada November 1923, Maison Bogerijen awalnya merupakan sebuah kesatuan usaha Caf Hollandais bersama N.V. Maison Kuijl & Verstg, telah diubah oleh L. van Bogerijn.

De Preanger-bode, edisi 7 Agustus 1918 seperti dikutip Bandung Bergerak melaporkan bahwa tempat tersebut telah bertransformasi menjadi sebuah istana kue nan lengkap serta modern. Restoran tersebut kini memiliki teras yang telah diperlebar sebesar 130 meter persegi, serta ruang makan yang diperbesar mampu untuk menampung 50 orang pelanggan.   

Caf Hollandais akhirnya resmi berpindah tangan kepada Leendert van Bogerijen. Restoran baru itu diberi nama berbau Perancis, Maison Bogerijen (rumah Borgerijen) Pembukaan restoran secara resmi pada tanggal 7 September 1918 dan berlangsung sangat meriah. Orkestra mengalun di bagian depan restoran, beberapa rangkaian bunga yang indah terpasang di dekat kaki para pemusik.

Pengunjung terus berdatangan, suasana yang ramai dan lampu-lampu yang menerangi restoran memberi daya tarik tersendiri. Para pasangan senang duduk di tepi jalan yang ramai sambil memperhatikan lalu lalang kendaraan. Para tentara lebih memilih bar minuman keras. Benar-benar sebuah pesona baru! L. van Bogerijen, benar-benar tahu cara untuk menjalankan bisnisnya (De Preanger- Bode, 8 September 1918).

Restoran tersebut memiliki teras yang telah diperlebar sebesar 130 meter persegi, serta ruang makan yang diperbesar mampu untuk menampung 50 orang pelanggan.   Pada perkembangannya L. van Bogerijen, mendapatkan restu dari Wali Kota Bertus Coops untuk mendirikan restorannya dengan desain teras terbuka di tengah Bragaweg. Maka sejak peletakan batu pertama pendiriannya, akhirnya gedung baru nan megah di Bragaweg no.44 itu pun dibuka serta diresmikan dengan acara yang sangat meriah pada hari Kamis, tanggal 21 November 1923.

Kehadiran bangunan baru Maison Bogerijen melengkapi berbagai toko lain yang juga baru berdiri di sana dan mendorong Braga menjadi kawasan utama bagi masyarakat Bandung untuk berbelanja hingga mencari tempat hiburan. Jalan Braga dari sebuah jalan biasa menjadi sebuah jalan modern yang identik dengan kehidupan orang-orang Eropa

Pelanggan restoran tersebut semakin banyak, hingga Maison Bogerijen merasa perlu memasang lift khusus untuk mengantarkan makanan dari dapur di lantai pertama, ke ruang makan di lantai dua, agar pelayanan pada pelanggan semakin baik.

Maison Borgerijen bukan hanya rumah makan tetapi juga tempat kopi darat antar komunitas.  Preanger Bode edisi  28 Februari 1922 memberitakan pada Sabtu 25 Februari tahun itu ada bertandingan catur antar klub Bandoeng melawan OSVIA di Teras Maison Bogerijn. Pertandingan ini  berakhir dengan skor 6-5 untuk kemenangan Bandoeng.  Klub OSVIA adalah murid-murid sekolah Ambtenar.

Pendudukan Jepang dan Perang Kemerdekaan sempat menghentikan kedigayaan Jalan Braga, namun kemudian tumbuh kembali menjadi pusat gaya hidup Bandung.

Ihttps://inspira.tv/kuliner-legendaris-bandung
Ihttps://inspira.tv/kuliner-legendaris-bandung

1950-an Jadi Braga Permai

Seorang berinisial HM, warga Jalan Malabar Bandung dalam tulisannya di Pikiran Rakjat, 1 Agustus 1951 melukiskan bahwa Braga adalah kawasan yang penuh mobil, selalu padat dengan manusia, tempat whisky dan brandi mengalir deras. Di kawasan ini uang berhamburan dan tak peduli jam lama pada waktu itu masih berlaku.

Pada 1950-an sejumlah toko yang berdiri masa Hindia Belanda tetap berdiri di antaranya Java Stores Braga tetapi, juga terdapat toko milik pribumi seperti Toko Salabintana (dibuka 1951) dan Toko Arloji lainnya milik A. Kasoem.

Pikiran Rakjat 2, 6 dan 23 Januari 1953 menyebutUntuk mereka yang mau makan dan kongkrong ada Maison Bogerijen dan Resto Es krim Baltic untuk tempat makan dan kongkouw.

Namun situasi berupa pada 1958 Bbberapa toko populer milik orang Belanda sudah diambil alih dan berubah nama. Di antaranya Toko Goldberg menjadi Toko Katjamata di Jalan Braga no.46. NV Woning Maatschappijj Johanna diubah  namanya menjadi PT Perusahaan Bangunan Lembong II. Sementara Maison Bogerijn di Jalan Braga 44  diubah namanya menjadi Braga Permai.   

Sajikan Menu 1950-an

Dalam perayaan ultah satu abad ini, Braga Permai menyajikan kembali menu signature dari 1950-an, seperti tenderloin bogerijen, dessert tompous, dan menu oriental yang sudah lama tak disajikan.

"Lalu, ada pula sajian steak lidah, sop buntut, bitter ballen, dan poffertjes dengan sentuhan baru yang lebih modern tanpa mengubah resep yang sudah bertahan selama 100 tahun," katanya.

Selain serangkaian kegiatan dan pertunjukkan menuju perayaan 100 tahun, tahun ini Braga Permai juga memperluas area dengan pengadaan backyard sehingga tamu bisa memilih 3 area sebagai opsi berkumpul dan bersantap ria dengan kapasitas mencapai 300 orang.

Sebagai restoran tertua yang masih diakui oleh masyarakat, Braga Permai berhasil mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia. Braga Permai juga memenangkan Best Services dari Trip Advisor dan baru ini dicanangkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Disbudpar Kota Bandung.

Perayaan 100 tahun Braga Permai dimeriahkan banyak pengisi acara yang sudah terkenal di Bandung hadir untuk memeriahkan acara seperti Kelompok Suara Parahyangan (KSP), Gege Gumilar Orchestra, lalu Absolute band yang akan membawakan top hits lagu 70-90an.

Irvan Sjafari

Referensi Tambahan

Hary Ganjar Budiman dari Balai Pelestarian Nilai Bdaya Jawa Barat  dalam artikel bertajuk "Modernisasi dan Terbentuknya Gaya Elite Eropa di Braga Weg 1894-1949" dimuat dalam Jurnal Patanjala Volume 9 Nomor 2 Tahun 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun