Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

100 Tahun Braga Permai, Saksi Bisu Sejarah Braga

1 November 2023   22:36 Diperbarui: 1 November 2023   22:45 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelanggan restoran tersebut semakin banyak, hingga Maison Bogerijen merasa perlu memasang lift khusus untuk mengantarkan makanan dari dapur di lantai pertama, ke ruang makan di lantai dua, agar pelayanan pada pelanggan semakin baik.

Maison Borgerijen bukan hanya rumah makan tetapi juga tempat kopi darat antar komunitas.  Preanger Bode edisi  28 Februari 1922 memberitakan pada Sabtu 25 Februari tahun itu ada bertandingan catur antar klub Bandoeng melawan OSVIA di Teras Maison Bogerijn. Pertandingan ini  berakhir dengan skor 6-5 untuk kemenangan Bandoeng.  Klub OSVIA adalah murid-murid sekolah Ambtenar.

Pendudukan Jepang dan Perang Kemerdekaan sempat menghentikan kedigayaan Jalan Braga, namun kemudian tumbuh kembali menjadi pusat gaya hidup Bandung.

Ihttps://inspira.tv/kuliner-legendaris-bandung
Ihttps://inspira.tv/kuliner-legendaris-bandung

1950-an Jadi Braga Permai

Seorang berinisial HM, warga Jalan Malabar Bandung dalam tulisannya di Pikiran Rakjat, 1 Agustus 1951 melukiskan bahwa Braga adalah kawasan yang penuh mobil, selalu padat dengan manusia, tempat whisky dan brandi mengalir deras. Di kawasan ini uang berhamburan dan tak peduli jam lama pada waktu itu masih berlaku.

Pada 1950-an sejumlah toko yang berdiri masa Hindia Belanda tetap berdiri di antaranya Java Stores Braga tetapi, juga terdapat toko milik pribumi seperti Toko Salabintana (dibuka 1951) dan Toko Arloji lainnya milik A. Kasoem.

Pikiran Rakjat 2, 6 dan 23 Januari 1953 menyebutUntuk mereka yang mau makan dan kongkrong ada Maison Bogerijen dan Resto Es krim Baltic untuk tempat makan dan kongkouw.

Namun situasi berupa pada 1958 Bbberapa toko populer milik orang Belanda sudah diambil alih dan berubah nama. Di antaranya Toko Goldberg menjadi Toko Katjamata di Jalan Braga no.46. NV Woning Maatschappijj Johanna diubah  namanya menjadi PT Perusahaan Bangunan Lembong II. Sementara Maison Bogerijn di Jalan Braga 44  diubah namanya menjadi Braga Permai.   

Sajikan Menu 1950-an

Dalam perayaan ultah satu abad ini, Braga Permai menyajikan kembali menu signature dari 1950-an, seperti tenderloin bogerijen, dessert tompous, dan menu oriental yang sudah lama tak disajikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun