Perkumpulan Seni Bantengan Empo Supo Kota Batu Sajikan 'Menembus Batas' untuk Festival Film Kominfo 2023. Â Temanya pas dengan Sumpah Pemuda, regenerasi seni tradisionalÂ
Linggih sami jumeneng tanpa ratu atau duduk berdiri bersama tanpa ada yang menjadi ratu demikian slogan para pegiat Seni Pencak Silat dan Bantengan Empo Supo di Kota Batu, Jawa Timur. Â Prinsip egaliter ini terbukti mampu memikat generasi muda di kawasan Malang Raya itu.
Pegiat Seni Tradisi dari Lingkungan Songgoriti Kelurahan Songgokerto, Kota Batu Udik Arianto atau lebih dikenal sebagai Udik Songgoriti mengungkapkan Seni Bantengan adalah merupakan penggabungan seni gerak olah tubuh atau tari dengan kuda-kuda pencak silat. Â
"Dengan hati nurani kita kuatkan tradisi. Dengan seni kita berkreasi Dengan segenap jiwa raga kita berbakti.  Dengan dedikasi kita bangun negeri" Demikian  visi dan misi para penerus seni bantengan yang disampaikan Udik.
Slogan, serta visi dan misi terungkap dalam film dokumentasi karya Udik Songgoriti bertajuk 'Menembus Batas' yang diikutsertakan dalam  Festival Film Kominfo 2023 yang berlangsung pada 27 dan 28 Oktober.
Film dibuka dengan sekilas pertunjukkan Bantengan, di mana sejumlah pelaku seninya ada yang memegang pecut, menyembur hingga memakai kostum binatang banteng, monyet dan macan.
Dalam video berdurasi enam menit ini Udik menuturkan awal perjalanan dia pribadi di Empu Supo terjadi 18 tahun lalu. Dia tegerak melihat anak-anak dan remaja kurang tergerak memelihara tradisi leluhur ini.Â
Perkumpulan Empu Supo sebetulnya berdiri 1960-an, namun kemudian mati suri. Â Akhirnya Udik dan kawan-kawannya melakukan berbagai upaya memikat generasi muda dengan merivitalisasi Seni Bantengan.
Lanjut dia, revivalisasi perkumpulan Bantengan ini karena  miris kondisi Songgoriti mendapat stigma negatif.  Sebagai catatan pertumbuhan villa dan industri pariwisata juga memberikan efek sosial seperti adanya prostitusi.