Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bandung 1966, Screening di Kampus dan Peristiwa 19 Agustus (2)

17 Oktober 2023   20:35 Diperbarui: 18 Oktober 2023   12:58 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Tahun 1966 bukan saja hanya demonstrasi tritura tetapi juga gerakan bersih-bersih (screening)  dalam kampus, termasuk di Bandung sebagai kota dengan populasi lebih dari  30 ribu mahasiswa.  Kota ini juga mencatat peristiwa 19 Agustus yang berdarah. 

Setelah Surat Perintah 11 Maret 1966 dari Sukarno ke Soeharto  bagi mahasiswa bukan akhir dari perjuangan mahasiswa.  Mereka terus bergerak  Di internal kampus bahkan terjadi gerakan pembersihan senat mahasiswa maupun mahasiswa yang dinlai berafiliasi ke kiri (baca terkait CGMI atau GMNI ASU).

Pada semester kedua 1966, berapa pihak beharap agar situasi kampus menjadi lebih tenang dan perkuliahan bisa berjalan normal. Awalnya tampaknya demikian. 

Sabtu pagi, 30 Juli 1966 ITB merayakan hari sarjana dengan meluluskan 200 sarjana baru dari berbagai bagian secara sederhana. Mereka yang lulus adalah angkatan pertama setelah meletusnya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Antara 30 Juli 1966 menyebutkan salah seorang di antara mereka telah diangkat menjadi sarjana teladan atas jasa-jasanya selama mengikuti perjuangan mahasiswa yang berkobar sejak Februari 1966.

Rektor ITB Kolonel Ir. Kuntoadji dalam sambutannya mengharapkan agar Hari Sarjana ini merupakan pertanda dimulainya kembali kegiatan-kegiatan kurikuler ITB seperti biasa. Sejak berkobarnya aksi-aksi mahasiswa pada Februari hingga Juli 1966, kegiatan kurikuler di ITB terhenti untuk beberapa waktu lamanya. Walaupun dimulai kembali sejak Mei lalu, kegiatan kurikuler belum selancar biasanya.

ITB adalah salah satu kampus yang bergerak cepat melakukan "bersih-bersih" di kampus dan paling cepat pula untuk mencoba menormalisasikan kehidupan kampus. Rektor ITB Kuntoadji berlatar belakang militer yang sejak awal anti PKI memudahkannya untuk memikat mahasiswa yang menentang G 30 S.

Pada masa revolusi fisik, Kuntoadji bergabung dengan Tentara Pelajar di Gombong pada 1947 dan ikut menumpas Pemberontakan PKI di Madiun 1948. Kuntoadji diangkat jadi rektor pada Februari 1965 ketika kampus itu terbelah dua antara kelompok yang "progresif-revolusioner" (kubu GMNI, CGMI, Perhimi, dan Germindo) vs "progresif-in harmonia" (kubu Keluarga Mahasiswa ITB secara umum yang dipimpin DM ITB).

Dewan Mahasiswa ITB adalah satu-satunya perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang dewan mahasiswanya gagal dikuasai aliansi GMNI-ASU, CGMI, PERHIMI dan Germindo pendukung utama rezim Nasakom yang dipimpin Presiden Sukarno.

Beberapa hari setelah peristiwa 30 September 1965 ITB membekukan Siaran pemancar 8 EH Radio ITB dan harian Berita Berita ITB dihentikan kegiatannya sampai 22 Oktober 1965. Keesokan harinya pada 23 Oktober 1965 setelah pembersihan pengelolanya dari anggota ormas pendukung PKI kedua media ini memulai lagi kegiatannya (Mochtar, 1988, halaman 83).

Kuntoadji membekukan organisasi mantel PKI di Lingkungan ITB Pemuda Rakyat, HIS, CGMI, Gerwani, Perhimi, Lekra, IPPI Roby Sumolang. Semua oknum yang menjadi anggota organisasi tersebut yang berstatus mahasiswa, dosen, karyawan non dosen mulai 29 Oktober 1965 dipecat sementara waktu dari ITB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun