Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Buruan SAE Jadikan Bandung Kota Berkelanjutan?

5 Oktober 2023   01:00 Diperbarui: 5 Oktober 2023   01:18 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari Berbagai sumber 

Aktivis Food Security Bandung Theresia Gunawan mendukung sepenuhnya program Buruan SAE. Urban farming memungkinkan produksi makanan di dalam kota, mengurangi ketergantungan pada pasokan makanan dari luar daerah.

Theresia mengungkapkan Program Buruan SAE pada dasarnya adalah pemberdayaan masyarakat lokal dengan mengoptimalkan lahan yang belum termanfaatkan di wilayahnya untuk menghasilkan pangan sehat, alami dan ekonomis.

Pada umumnya, lahan yang dapat dimanfaatkan adalah lahan berukuran kecil sehingga hasilnya saat ini tidak terlalu banyak dan biasanya hanya dikonsumsi oleh warga disekitar lokasi saja. Oleh karena itu, agar dapat mendukung ketahanan dan keamanan pangan serta mewujudkan kota Bandung sebagai kota pangan yang berkelanjutan, Buruan SAE perlu dikembangkan secara luas di seluruh kota. 

Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi, perlu dikembangkan pula teknologi tepat guna yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dari Buruan SAE dalam mewujudkan ketahanan dan keamanan pangan di kota Bandung.

"Untuk dapat meningkatkan kontribusi  dari komunitas Buruan SAE masih diperlukan  dukungan secara berkelanjutan dalam bidang pengetahuan pertanian kota, praktik pengelolaan lahan dan tanaman,pembibitan, serta  teknologi smart farming," ujar Theresia melalui Whatsapp,  4 Oktober 2023.

Buruan SAE di Buahbatu-Foto: Humas Bandung.go.id
Buruan SAE di Buahbatu-Foto: Humas Bandung.go.id

Staf pengajar Universitas Parahyangan mencontohkan, urban farming di Singapura dengan memanfaatkan teknologi tepat guna di lahan yang sangat terbatas seperti pemanfaatan rooftop di mall, rumah, restoran, apartemen dan lahan-lahan yang kosong sudah mampu memproduksi sayur hijau, rempah-rempah, bunga yang dapat dimakan, dan berbagai tanaman lainnya untuk memasok pangan segar kepada  lebih dari 70 restoran setiap minggunya.

Untuk lahan seluas 3.500 m2, urban farming di Singapora berhasil diproduksi 200 ton sayuran per masa panen. Singapura targetkan kontribusi dari urban farming dapat mencapai 30% dari kebutuhan pangan mereka.

Untuk mencapai target tersebut, Singapura juga telah mengembangkan sertifikasi pelatihan dan pendidikan dalam bidang  Teknologi Pertanian kota. Adapun prinsip urban farming yang diadopsi oleh Komunitas Urban Farming di Singapura adalah  menggunakan lahan yang belum termanfaatkan  dan dukungan teknologi otomatisasi.

Lanjut Theresia, cara ini   dapat mempekerjakan warga lanjut usia dan orang-orang berkebutuhan khusus; dan menanam pangan secara berkelanjutan, serta menghindari penggunaan pestisida. Urban Farming tentunya memberikan manfaat baik untuk suplai pangan sehat, mengurangi tingkat stres, meningkatkan kebahagiaan dan rasa kebersamaan, ekonomis dan ramah lingkungan .

 Dengan adanya urban farming, masyarakat perkotaan memiliki akses lebih baik terhadap makanan segar dan organik.  Kebun kota ini  dapat memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat dan membantu mengurangi risiko penyakit terkait pola makan tidak sehat (Bagian Ketiga/dari Tiga Tulisan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun