Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Maju Tak Gentar Mempertahankan Keberlangsungan Kawasan Bandung Utara

3 Oktober 2023   00:39 Diperbarui: 3 Oktober 2023   00:49 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah komunitas anak muda berupaya menjadi garda terdepan menyelamatkan Kawasan Bandung Utara tempat mereka bemukim, karena sadar jika wilayah itu rusak mereka dan anak-anak mereka  juga yang menanggung akibatnya.  

Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan daerah yang mengalami degradasi lingkungan yang cukup parah.  Hutan, sungai, dan mata air Kawasan Bandung Utara (KBU) rusak berat. 

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat mengungkapkan berdasarkan  Perda KBU Nomor 1 2008 itu luas kawasan KBU  28.452,5 hektare.  Jumlah  ini berkurang pada Perda Nomor 2 Tahun 2016 kawasan lindungnya menjadi 25.054,51 hektare.

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Meiki W. Paendong  dari 41.315,32 hektare total luas KBU  wilayah yang terbangunnya itu 10.427,9 hektare.  Jumlah itu sekitar dua puluh lima persen dari luas KBU.

"Fungsi lindungnya semakin berkurang. Karena sudah semakin banyak, sedikit demi sedikit bertambah wilayah bangunnya," ujar Meiki dikutip dari  Koran Gala. 

Air tanah menjadi isu yang mengkhawatirkan di Kota Bandung  pada awal 2023. Berdasarkan pantauan Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi, kondisi air tanah di Bandung mengalami kondisi kritis hingga rusak parah. 

Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi Rita Susilawati mengatakan, untuk kondisi di dataran Bandung, air tanah dikatakan aman bila muka air tanah artesis berada pada kedalaman kurang dari 20 meter di bawah muka tanah setempat.

Hal ini ditunjukkan dari fenomena penurunan muka air tanah di sejumlah wilayah, termasuk Kota Bandung. Merujuk pada sumur pantau air tanah, muka air tanah artesis di Bandung telah turun lebih dari 40 meter di bawah muka tanah.

Pejuang Mata Air 

Kondisi KBU rupanya membangkitkan sejumlah anak muda yang menjadi warga di areal itu. Rhyma Permatasari, 29 tahun adalah salah seorang di antaranya.  Ibu rumah tangga yang tinggal di Cipaku ini khawatir anaknya yang kini berusia lima tahun,  ketika dewasa tidak bisa menikmati air bersih.

"Sejak berapa tahun kami merasakan krisis air. Kalau dulu 50 liter per detik, kini hanya 19 liter per detik. Turunnya sampai 80 persen," ujar Rhyma dalam sebuah wawancara dengan saya untuk Koridor berapa waktu lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun