Saya sudah nonton film serial  televisi Star Trek dan Lost in Space pada 1970-an ketika masih kanak-kanak waktu itu hanya ada TVRI.  Saya tidak terkesan pada sebagian besar serial  perjumpaan para tokoh di kedua seri itu dengan penghuni planet lain.
Kesan saya malah seperti memindahkan peradaban budaya Bumi ke ruang angkasa dan para penghuni  planet lain itu  tak lain manusia juga dan mahir berbahasa Inggris.  Star Trek pernah menyuguhkan planet yang isinya Dewa Zeus dari Mitologi Yunani, sekelompok peradaban mirip Nazi Jerman, Indian dan sebagainya.  Kalau pun ada yang beda, bentuk wajah dan tubuhnya dimodifikasi seperti sosok Spock pada kupingnya.  Â
Film layar lebar pertama terkait alien yang saya tonton ialah  Invansion Earth  2150 produksi 1966 atau 1967.  Ceritanya  mahluk alien mengendarai piring terbang  menyerbu  Bumi dan menduduki  London. Para alien adalah daleks yang mengendarai robot yang bisa menyemperotkan gas putih mematikan, mirip manusia menyemprot kecoa, semut atau nyamuk dengan spray.
Tidak jelas motivasi para daleks itu menduduki Bumi, mungkin mengambil hasil bumi. Â Sebagian manusia dijadikan boneka. Â Agak aneh, tidak ada perlawanan dari tentara seperti Battle Los Angles (2011).Â
Sangat tidak masuk akal, karena kendaraan robot itu tidak sakti-sakti seperti kendaraan Alien dalam Independence Day (1996) yang punya perisai. Â Robot Daleks itu penyok ditabrak mobil seperti menabrak benda kaleng dalam sebuah adegan. Â
Hebatnya, robot daleks bisa berbahasa Inggris dengan suara "serak-serak komputer" dan kemudian hancur begitu saja. Â Peradaban manusia 2150 tak jauh beda dengan 1960-an, para sineas pada waktu itu referensi proyeksi teknologi tidak secanggih sekarang.Â
Kalau saya sekarang memandang 2150 dengan khawatir, apa ada kota yang canggih dan futuristik, manusia masih ada saja masa itu masih tanda tanya. Tetapi masa itu saya senang lihat baku hantam yang seru antara manusia dan alien.
Agresor atau Sahabat?
Jauh sebelum para daleks,  ada War of Worlds versi 1953 diangkat dari novelis fiksi ilmiah H.G Wells. Lebih masuk akal, mahluk yang katanya dari Planet Mars itu menyerang dengan sinar mematikan dan kendaraan berperisai elektromagnetik. Namun mahluk itu mati karena terkontaminasi bakteri. Â
Sebagian besar citra alien ialah agresor atau penyusup yang licik seperti yang pernah saya tulis pada di Kompasiana pada 2012. Motivasi mereka menduduki Bumi, merampas sumber daya alam, memperbudak manusia.
Sebagian lagi alien yang bersekutu atau bahasanya beradaptasi dengan manusia seperti Men in Black atau malah manusianya yang jadi  agresor seperti dalam Avatar, konspirasidengan  manusia dalam X-Files dan ada yang bersahabat dengan manusia seperti ET.
Sosok alien kebanyakan seperti sosok manusia juga yang direka dengan perpaduan hewan katak atau berbelalai. Mereka berkomunikasi dengan telepati. Â Hingga yang berbentuk horor seperti Alien-nya Rildey Scott yang menyusup ke pesawat ruang angkasa manusia.Â
Awalnya seperti binatang yang bermetamoforsa sesuai bentuk inangnya yang disusupi. Â Tak jelas alien ini makan apa dengan menyusup dalam tubuh manusia lalu keluar setelah merobek perutnya.
Ada juga Predator, alien berbentuk manusia besar yang tentunya sudah dimodifikasi ke planet Bumi untuk berburu atau memuaskan adrenalin, termasuk juga membawa alien ke Bumi.
Secara keseluruhan tentunya menimbulkan pertanyaan para mahluk asing bernafas dengan apa? Oksigen kah? Karbondioksida kah? Nitrogen kah? Yang semua ada di Bumi? Kok mereka nggak pakai baju khusus seperti manusia di bulan? Â
Kalau alien versi saya ialah mahluk yang sebetulnya sudah ada bersama manusia sejak dulu, hanya manusia tidak bisa melihat karena kemampuan matanya terbatas atau dia punya pakaian kamuflase, seperti saya tulis dalam Dayang Sumbi , Guru Minda. juga dalam Setelah-tengah-malam-jahanam-1 Â
Saya percaya kalau pun alien, mereka hanya mengamati manusia. Â Jangan-jangan cerita Bandung Bondowoso mengacu pada alien yang membantu tokoh utamanya membangun seribu candi dengan kemampuannya?Â
Siapapun  bisa berfantasi tentang alien. Jadi kalau ada yang berpandangan alien yang membantu manusia membangun piramid bisa jadi mahluk yang sama membantu Bandung Bondowoso membangun seribu candi. Kalau fiksi ilmiah ya boleh saja, toh? Lain halnya kalau dijadikan fakta ilmiah.
Awalnya dari BulanÂ
Dari mana awalnya sampai ada manusia yang yakin ada eksistensi mahluk lain yang cerdas bahkan lebih cerdas?  Ensiklokipedia Britannica   menyebut  pada 1835, New York Sun mengklaim adanya kehidupan yang terlihat di Bulan.
Reporter New York Sun Richard Adam Locke meyakinkan publik bahwa Bulan adalah rumah bagi segala jenis makhluk fantastis (termasuk hewan humanoid bersayap kelelawar).
Meskipun Locke awalnya bermaksud menjadikan rangkaian artikel ini sebagai sindiran, para pembaca The Sun bersedia menerima kisah absurdnya tentang kehidupan alien.
Sebagaimana diceritakan oleh penyair Edgar Allan Poe, "tidak ada satu dari sepuluh orang yang mendiskreditkan" apa yang kemudian dikenal sebagai Great Moon Hoax.
Pada 1947, sebuah dugaan pertemuan dengan alien mengubah sebuah kota kecil menjadi tujuan wisata. Sesuatu jatuh di sebuah peternakan dekat Roswell, New Mexico.  Lalu ada saksi yang percaya  saksi  benda itu berasal  bukan dari bumi.
Bahkan ketika pemerintah AS mengumumkan bahwa puing-puing tersebut berasal dari balon cuaca, bukan UFO, masih banyak yang meyakini.
Jauh sebelum itu, pada 200 Masehi, Lucian dari Samosata (di Turki Timur), seorang penulis sindiran dan praktisi retorika diduga dari  keturunan Asiria (diduga) menulis Vera Historia, atau "Kisah Nyata", yang merinci perjalanan ke Bulan dan penemuan banyak kehidupan di sana.
Seperit ditulis dalam sebuah blog science kehidupan di bulan tersebut meliputi burung nasar berkepala tiga, burung yang terbuat dari rumput bersayap daun, manusia yang mengeluarkan susu, dan kutu sebesar gajah.
Jelas bulan dan Mars sebagai tempat asal mahluk asing, yang kemudian terbukti oleh penjelajahan dari NASA tidak mungkin ada kehidupan yang digambarkan dalam fiksi ilmiah di sana.
Rilis BBCÂ Â pada 16 September 2023 Â berapa waktu lalu mengungkapkan penyelidikan NASA terhadap ratusan penampakan objek terbang misterius alias UFO menemukan tidak ada bukti keberadaan makhluk luar angkasa alias alien di balik fenomena-fenomena yang tidak dapat dijelaskan tersebut.
Namun badan antariksa Amerika Serikat itu juga tidak bisa mengesampingkan kemungkinan keberadaan alien.
Dengan kata lain hingga saat ini alien menjadi milik fiksi ilmiah. Apa alien itu lebih cerdas dan lebih digaya atau malah sebaliknya lebih lemah dari manusia masih rekaan. Â Saya termasuk pencinta fiksi ilmiah.
Irvan SjafariÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H