Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jurnal Risa: Horor Ramah Anak Ajarkan Kearifan Lokal

23 Juli 2023   22:08 Diperbarui: 23 Juli 2023   23:23 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Disney + Hotstar

Saya jatuh hati pada Danur Universe adaptasi dari novel dan cerita karya Risa Saraswati pada pandangan pertama, yaitu ketika saya menyaksikan Danur: I Can See The Ghost pada April 2017 silam.

Sejak itu saya bela-belain menonton Danur Universe bahkan kini Jurnal Risa yang merupakan serial streaming sudah saya selesaikan tonton pada 23 Juli 2023 ini.

Secara umum dulu ya, apa sih yang memikat dari Danur Universe? Pertama sinematografinya tidak menawarkan adegan mesum, cewek berpakaian seksi bahkan lagi mandi. Sebagian film horor Indonesia kerap memaksakan menyelipkan adegan ini yang sebetulnya tidak penting.

Kedua, ceritanya orisinil dan membumi menceritakan pengalamannya sebagai anak indigo dengan hantu anak-anak dan remaja Belanda yang meninggal pada masa pendudukan Jepang hingga awal Perang Kemerdekaan. Tentunya juga dengan hantu di luar ras Eropa, seperti Asih.

Fakta Sejarah Sosial

Ketiga, yang paling terpenting Danur Universe menemukan fakta sejarah sosialnya yang membuat saya tertengun dan miris apa iya, ternyata bukan saja tentara Belanda yang berbuat keji dan angkara terhadap bangsa Indonesia seperti peristiwa Wasterling, Rawagede, Peniwen yang sudah masuk ke pengadilan HAM.

Tetapi pada awal Perang Kemerdekaan pelampiasan kemarahan terhadap orang Eropa dan Indo Eropa atau siapa yang saja yang dianggap terkait dengan kolonial tak kalah kejamnya.

Hanya saja pelaku kekejaman itu bukan otoritas resmi tetapi spontan dari kalangan akar rumput, sementara tentara Belanda dan kaki tangannya melakukan atas nama Kerajaan Belanda.

Belum ada data yang pasti berapa jumlah orang Eropa yang dibantai tentara Jepang dan orang-orang Indonesia yang benci terhadap bangsa Eropa awal Perang Kemerdekaan. Tetapi kalau kejadiannya di Bandung sangat masuk akal mengingat warga Belanda yang tinggal cukup besar.

Jurnal Risa bercerita tentang pengalaman Risa dan sepupunya pada usia remaja awal pada 1998 tentang pertemuan dengan hantu keluarga Anelies yang menjadi korban pembantaian masa chaos itu.

Hasilnya kebencian para hantu itu terhadap orang Indonesia bisa dimaklumi seperti kata hantu Anelies pada Risa: "Kalian membunuh keluargaku!"

Masa Pra Remaja Risa

Jurnal Risa  persembahan MD Pictures bisa ditonton di layanan streaming Disney +Hotstar.  Serial dengan 10 episode ini diadaptasi dari novel Jurnal Risa: Teror Liburan Sekolah dan menjadi bagian semesta Danur Universe.

Serial yang disutradarai Awi Suryadi ini mengisahkan masa kecil Risa Saraswati, penulis dan kreator konten horor Jurnal Risa di YouTube.

Pada episode pertama cerita dibuka adegan Risa balita  melihat hantu  lima anak Belanda dan nyaris memanjat pagar tetapi dipegang "orang pintar". Adegan ini  mengingatkan pada film serial Danur pertama lengkap dengan lagu Boneka Abdi yang sudah melekat dengan Danur Universe.

Kemudian  Jurnal Risa berkisah tentang masa kecil Risa yang kemudian berusia 13 tahun yang menghabiskan masa liburan pada rumah kakeknya di Bandung bersama sejumlah sepupu dan teman barunya.  

Risa (Shofia Shireen) merupakan perempuan 13 tahun yang memiliki kemampuan lebih daripada umumnya. Ia dapat berbicara dengan makhluk halus. Keadaan itu sempat membuat Risa sulit bergaul dengan teman sebaya.

Saudara-saudara Risa adalah Angga (Ali Fikry), Nicko (Yusuf Ozkan), Kakang (Keanu Azka), dan Indy (Alesha Fadillah). Mereka semula canggung ketika main dengan Risa, namun secara perlahan kedekatan antara sepupu itu semakin tumbuh.

Suatu ketika tiga sepupunya suatu ketika kejar layangan  mengejar sampai ke sebuah rumah tua yang kosong.    Satu di antara mereka  mengajak masuk sebuah rumah tua.  

Mereka menemukan sebuah kotak berisi kujang.  Masalahnya salah satu di antara anak-anak itu membawa kujang itu ke rumahnya. Risa, sepupunya dan kawan-kawannya seperti Agus dan Dewi  menghadapi ruh jahat yang hendak membalas dendam.

Adegan dalam Serial Jurnal Risa-Foto: Disney + Hotstar
Adegan dalam Serial Jurnal Risa-Foto: Disney + Hotstar

Tidak Membuat Mimpi Buruk

Dari segi sinematografi, walaupun CGI tidak  sebaik film horor layar lebar tetapi adegan yang cukup menakutkan ditampilkan tidak membuat anak bermimpi buruk.

Misalnya rambut Risa ditarik sesosok,  atau ketika Agus, menemukan adiknya, Dewi  sedang membenturkan kepala di lemari diajak ke tempat tidur, tetapi ketika keluar kamar,  Dewi ada di sana. Jadi siapa yang di dalam?  

Jurnal Risa mempunyai nilai edukasi agar anak-anak menghargai kearifan lokal. Misalnya, pamali mengambil barang di tempat yang asing. Ada tiga bocah nakal serampangan memasuki rumah tua dengan "menantang" dan membuat mereka mendapatkan masalah.

Kemudian Risa dan seorang sepupunya menolong seorang nenek membawa kayu bakar ketika masuk hutan mengembalikan kujang. Perbuatan baik itu dibalik Nenek misterius yang mebeirkn Risa, tusuk konde untuk "berjaga". Tusuk konde itu menyelamatkan Risa. Orang baik akan mendapatkan buah perbuatannya.

Kemudian Risa dengan rendah hati mengucapkan: "Hatur Nuhun Nini!" Sang Nenek dengan baju putih melayang di antara perpohonan memperlihatkan konde yang sudah digunakan Risa. Adegan terbaik di dua episode yang sudah tayang.  Yang disebut dunia lain itu tahu kok mana yang punya niat baik dan mana yang punya niat buruk.

Adegan seru lainnya ialah hantu belanda mengikuti  anak-anak ke rumah kakeknya.  Keluarga Dwi malah pindah  ke rumah tua.  Yang beli rumah tua mati kecelakaan. Risa melihat hantu keluarga Belanda di tempat kecelakaan.

Dewi les biola. Guru lesnya bingung kok jago siapa  yang mengajarkan? Lagu klasik loh? Papanya Padahal hantu noni Belanda. Lalu di kaca ada orangtua Belanda mengawasi.

Guru Lesnya lebih bingung lagi ketika  Dewi  menyiapkan empat kursi ternyata dua lagi buat orangtua Belanda.  Melihat hal itu Sang Guru lari terbirit-birit.

Sang Ayahnya awalnya tidak percaya dunia hantu, akhirnya harus tunduk kepada kearifan lokal, ketika Dewi sempat tidak terkendali akibat kerasukan roh.

Klimaksnya persis ada di Serial 10 di mana Hantu Annelies membawa semua anak-anak di pemukiman itu masuk ke dimensinya seperti dongeng Peniup Seruling dari Hamelin, Anelies menggiring anak-anak itu.  Sangat menegangkan.

Dalam serial streaming ini, Risa mendapatkan bantuan dari Hantu bernama Mamat yang merupakan penjaga yang dikirim kakeknya adalah hal baru.

Plot 10 peidose ini  lumayan membuat misteri membuat orang penasaran dengan logika mampu dipahami anak-anak.

Selain itu kelebihan cerita Risa ialah memasukan nuansa budaya Sunda kental, mulai dari kearifan lokal dan bahasa daerah sehari-hari  mampu ditampilkan dengan baik oleh Awi Suryadi.

Irvan Sjafari (Jurnalis Koridor Online).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun