Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Healing di Patahan Lembang

11 Desember 2022   22:09 Diperbarui: 11 Desember 2022   22:14 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke pos untuk membersihkan tangan agar tidak licin, lalu memulai perjalanan lagi. Kali ini sempat menempuh satu kilometer belok kiri melalui kontur tanah yang menanjak dan cukup curam. 

Sebetulnya untuk rute yang lebih berisiko di tengah musim hujan, seharusnya dibutuhkan konsentrasi tinggi dan sebaiknya tidak banyak masalah di kepala. Tetapi justru itu tujuannya dalam jelajah kali ini.

Rute ke Tebing Kraton hanya kira-kira saja, tanpa saya sadari saya tiba di tepi jurang. Ada jalan tetapi harus turun dengan kontur tanah 60 derajat dengan banyak pegangan tanaman.  Pikiran cukup kacau saya tetap ingin melangkah. Mati, ya, mati. Setidaknya mati di tengah alam yang tenang. 

Namun aneh, itu ponsel cerdas mendadak tidak bisa memotret keadaan sekitar. Seolah saya tidak boleh menandakan spot yang menantang itu.   

Sebetulnya saya punya bakat panik dan takut. Waktu hiking  di  kawasan Cikole, Lembang menembus dari Jayagiri menuju Gunung Putri   pada 2015, saya panik ketika tersesat karena punya darah rendah. Tetapi saya hari itu keras kepala saya, saya tidak takut mati.   

Namun rupanya alam sepertinya adalah hakim yang adil. Saya percaya pada kearifan lokal.  Entah atas doa siapa di bawah sana, beberapa ekor lebah mengalangi saya melangkah.  Saya mengucapkan: "Astagfirullahalazim!" 

Lebah-lebah itu menggiring saya kembali ke jalan setapak , ke jalan semula. Ajaib lebah-lebah itu menghilang, begitu pikiran saya mulai stabil.

Pada waktu perjalanan kembali ke pos untuk konsolidasi menanyakan rute kedua, saya kembali terpeleset lagi-lagi ulah pengendara motor cross.  Kaki kanan terkilir.  Bagian bawah sepatu hancur. Untung celana saya jenis kargo berbahan katun memang didesain untuk hiking dan bukan celana jins yang bisa jadi perangkap ketika basah.

Ketika hendak kembali ke pos: Saya berteriak sekencang-kencangnya menumpahkan masalah dan problem yang buat mumet dan membuat saya sempat labil, seorang diri di tengah hutan pinus. Healing?  Tetapi memang terasa lebih lega.  

Saya kembali ke pos dengan kaki kanan mulai nyeri.  Pak Dudung cukup terkejut:  Belum sampai ke portal besi tanda ke Patahan Lembang!"

Saya menggeleng.  Tetapi akhirnya ingin melanjutkan perjalanan mengisi air minum dengan tujuan rencana B Patahan Lembang untuk menyelesaikan ekspedisi, karena tujuan healing sudah selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun