Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Perempuan Kupanggil Ken Dedes

6 November 2022   07:23 Diperbarui: 6 November 2022   07:29 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: regional.kompas.com

Siapa bilang Ken Dedes adalah perempuan lemah?

Dia perempuan kuat tahu!

Yang kukenal dia adalah seorang pejuang sejati

Lawan ketidakadilan dengan pesonanya

Kalau Ken Dedes perempuan lemah, mengapa banyak lelaki mau saja jadi bodoh di kakinya?

Apa karena mereka mencium bau Pandhan Kanginan  semerbak ditiup angin, seperti pelaut disihir siren?

Atau mereka mencari Gedong Kenchana dalam dirimu agar bisa berteduh dan menemukan kedamaian?

Bukankah itu artinya,  api itu di Tumapel berabad silam masih menyala hingga kini?

Berada di dalam dada perempuan perkasa itu menunggu meledak pada saatnya

Jadi siapa saja yang menyakiti kamu  tunggu saja sampai terbakar?

Karena Ken Dedes yang kukenal ialah  perempuan Gunung Batu,  Sang Elang Jawa Perkasa

Ayo, teriakan suara hatimu  dari langit  lewat paruhmu yang kukuh kepada angkara di Bumi!

Bukankah matamu  yang tajam mampu  menembus batas ruang dan waktu, menembus dunia digital.

Siapa yang bisa bersembunyi dari matamu dan lolos dari cakarmu yang tajam?

Pemburu jahat bisa saja membunuh lewat panahnya yang licik

Tetapi percayalah,  dia tidak akan pernah  menaklukan  Elang Jawa  Betina

Bukankah  Ken Dedes tidak pernah tercatat dalam sejarah kapan matinya?

Masih hidup tahu dan terus hidup!

(Dalam dirimu)

Irvan Sjafari

Untuk seorang perempuan yang lahir pada 6 November

Sumber Foto:  

https://regional.kompas.com/read/2021/08/29/070000178/ken-dedes--wanita-terpelajar-ibu-para-raja?page=all

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun