"Ara tidak makan ayam, karena ayam itu temannya Ara.  Teteh juga bilang teman itu tidak boleh makan teman," demikian ucap Cemara atau akrab disapa  Ara (Widuri Putri Sasono)  di meja makan, ketika diminta mencoba mencicipi ayam goreng  racikan Emak (Nirina Zubir).
Ucapan polos itu membuat orang-orang di sekeliling Ara terhenyak, termasuk kakaknya Euis (Adhisty Zara). Â Adegan dalam film Keluarga Cemara 2Â ini menunjukkan kekukuhan (sebetulnya protes) terhadap orang-orang di sekelilingnya yang dianggap mengabaikannya, padahal mereka sudah berjanji pada dirinya.
Sekuel itu berkisah beberapa tahun setelah masa di Keluarga Cemara yang pertama, Abah (Ringgo Agus Rachman) kehidupan ekonominya mulai berubah, dari usaha yang bangkrut dan menjadi pengemudi ojek daring, mendapat pekerjaan  tetap di sebuah peternakan ayam yang jauh dari rumahnya dan mendapatkan kendaraan operasional.
Sementara Emak, di satu sisi harus memberi perhatian pada anak bungsunya Agil (Niloufer Bahalwan) yang sedang mengalami pertumbuhan gigi, di sisi lain harus membantu ekonomi keluarga.
Caranya dengan berjualan camilan opak bersama Ceu Salmah (Asri Welas) tetangganya, yang hasilnya tidak menentu, sekalipun sudah dibantu oleh Euis dan Ara menjual di sekolah. Opak sudah bukan lagi camilan zaman 'now'.Â
Sampai suatu ketika Emak membuat ayam goreng tepuk racikan yang menurut Salmah enak dan bisa jadi bisnis. Kebetulan seorang temannya bersedia  meminjamkan uang untuk mengembangkan peluang baru. Hal yang biasa dalam dunia UKM sebetulnya.
Euis  sudah duduk di bangku SMA, tidak mau lagi pulang bersama adiknya.  Dia ingin punya privasi sendiri, bersama kawan-kawannya Rindu (Yasamin Jasem), Andi (Joshia Frederico), Ima (Kawai Labibah), dan Deni (Kafin Sulthan).
Sosok Deni ini membuatnya jatuh hati, hingga dia sempat bersitegang dengan Rindu karena teman makan teman, dianggapnya Rindu ingin merebut Deni. Â Sosok ini membuatnya ingin punya privasi dan ingin pisah kamar dari Ara. Â Euis sudah menjadi remaja. Â Dia kerap diantar Deni naik sepeda pulang dan chat setiap malam.
Padahal Euis sudah berjanji kepada Ara  selalu mengantarnya.  Dia semakin kecewa ketika sudah mendapatkan kamar, Abahnya tidak menepati janjinya untuk membuat kamarnya bagus.  Ara menjadi merasa tersisih sebagai anak tengah.
Persoalan yang biasa ditemui dalam keluarga yang anaknya lebih dari dua dengan jarak yang cukup jauh.Â