Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali (11, Siren Berani Lawan Kumpeni)

6 Mei 2022   21:41 Diperbarui: 6 Mei 2022   21:43 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Buyskes tertidur nyenyak setelah mengatasi rasa sakit. Dia terbangun sore hari dengan tubuh masih tengkurap dengan perut sangat lapar.  Dia kemudian berdiri menuju kamar.  Seorang serdadu menolongnya.

"Well, Anda beruntung Vaandrig, empat serdadu kita diamputasi kakinya!" kata Kapten Raymond menatap koleganya dengan haru.

Hanya Mujitaba menatap dengan takut. Apalagi ketika Buyskes meras gatal di bekas lukanya.

"Maaf Kapten, rasanya dokter harus memeriksa lukanya. Meneer Buyskes menggaruk bekas lukanya," sela Mujitaba dengan wajah semakin khawatir.

Semenjak serangan siren, Raymond tidak menganggap enteng pernyataan Mujitaba. Setelah beberapa peristiwa dia lebih percaya orang kulit berwarna itu daripada orang kulit putih. Dia memanggil dokter.

Buyskes segera diperiksa, perbannya di muka.

"Mijn God, apa ini?" dokter itu mundur dengan ngeri.

Kapten Raymond dan Mujitaba  pun segera melihat punggung Buyskes. Ternyata bekas lukanya tadi penuh semacam mahluk kecil beberapa mili ukurannya menggerogoti daging yang sudah menghitam, tanda jaringannya mati.

Justru bagian pinggirnya yang memerah, tanda mahluk-mahluk kecil itu memakannya dan itu membuat gatal, karena mereka meninggalkan kotoran.

Buykes menatap Raymond dengan rasa takut, juga Mujitaba. Pisau bedah laser terpaksa membuka pinggiran luka dan membunuh banyak mahluk itu, tetapi ada yang bersembunyi melalui lubang yang digalinya di daging.

Buyskes akhirnya menyadari apa yang terjadi. Dia meminta pistol dari Raymond dan menembak kepalanya. Dia sadar anak-anak mahluk tadi sudah ada menyelusup ke dalam organ tubuhnya. Pilihan lain di tengah laut ini, mati digerogoti tentu lebih mengenaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun