"Siren itu jahat nggak?" tanya seorang remaja dari Mahameru kepada Widi.
"Nggak lah dik, kalau jahat kalian tidak akan hidup. Mereka tahu mana manusia yang baik dan mana manusia jahat?" Widi tertawa lebar.
"Lah, tentara asing itu bisa jadi baik?" tanyanya lagi polos.
Widi sebenarnya enggan menjawab. Sono minimpali,"Ya, bergantung mereka. Kalau baik, mereka gabung di sini. Kalau nggak , ya di sana...." Menunjuk bagian lain gugus karang tempat kumpeni yang tertawan dibawa siren sebagai pampasan perang.
"Oh oh," lalu remaja itu berlalu menyambar baju dan celana kering berikut celana dalam yang disediakan.Â
Cynthia terperanjat, di sudut sana ada Micky sedang memangku seorang anak. Dia hampir tidak mengenal Cynthia. Dengan wajah judes, Cynthia menghampirinya. "Halo Micky, apa kabar? Cynthia mu mana?"
Micky terkejut, lalu dia tertawa. "Setidaknya Cynthia aku tidak berubah wajahnya! Tapi kamu juga masih cantik, kok?"
Cynthia tertawa. Dia memperhatikan anak laki-laki yang lucu itu. Â Anak itu memperhatikannya."Seperti bunda, ya?"
Wajah Cynthia memerah.
                                           ***
"Dari mana kalian dapat stok baju ini?" tanya Raya.