Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali: Prahara di Nusantara (3, Bentrokan di Taman Fantasi)

2 Mei 2022   19:07 Diperbarui: 2 Mei 2022   19:14 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mungkin juga bandara disentuh. Untung Manuk Dadali sudah dihidupkan perisainya," sahut Raya. "Tapi sasaran mereka sepertinya di sini."

Hanya beberapa menit kemudian Kanaya dan Yura sudah dengan sepedanya dan menghidupkan perisai untuk melindungi Gubernur tepat pada waktunya. Lalu balas menembak dua robot hancur sekaligus. Sementara Maudy menjatuhkan satu robot lagi sambil berlindung di balik bendi-bendi yang hancur dan berapa kuda mati. Sementara Erwien menggigil di sampingnya.

"Yang lain pada ngacir. Luh nggak takut?" terdengar suara Erwien.

"Ya, luh kenapa nggak pergi?" jawab Maudy sambil menembak dengan santai.

Pasukan asing bergerak tidak untuk membinasakan mereka tetapi menuju suatu tempat sambil menembak. Seorang serdadu tertembak kakinya. Yura segera mematikan perisainya dengan tangkas menaikan prajurit itu lalu menghidupkan lagi perisainya.

Erwien memberanikan diri mengambil senjata serdadu yang tergeletak membidikan ke arah robot yang menjauh. Kena robot itu oleng, karena tembakan kurang akurat, robot itu berbalik hendak menembak Erwien. Pada saat itu Maudy balas menembak dan robot itu terkapar. Tetapi pihak lawan menjauh.

Kapten Daud memilih mengungsikan rombongan Gubernur Benyamin dan sipil dengan enam serdadu tersisa. Empat serdadu gugur dengan tubuh terkoyak di hamparan plaza, enam lagi luka-luka.

Bantuan datang berupa Robot Ondel-ondel setinggi tiga meter mengejar robot-robot dan pasukan lawan.

"Keren pisan! Kita juga punya robot etnik yang kita tinggalkan di Bandung, Bumi dan mudah-mudahan ditemukan Dedi Cumi pada waktunya. Sama kerennya! Peninggalan orang Gedebage dulu."

Satu robot ondel-ondel menghancurkan robot lawan. Tetapi robot lawan membalas menjatuhkan robot ondel-ondel.

Maudy mengambil satu bendi tidak hancur dan bersiap mengejar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun