Bagi saya Black Widow bukanlah menampilkan superhero punya kekuatan tertentu, Natasha dan Yelena hanya punya keterampilan bela diri dan ketentaraan yang di atas rata-rata.Â
Tetapi keduanya bisa menjadi simbol di mana hak-hak keperempuannya diambil, seperti tidak bisa lagi melahirkan karena rahimnya diangkat agar tidak punya beban menjadi pembunuh. Dreykov adalah simbol villian laki-laki yang zalim dan memperalat perempuan menjadi pembunuh.
Natasha dan Yelena benar-benar superhero dalam dunia abu-abu. Adegan baku hantam di penjara pegunungan salju untuk membebaskan Alexei dari penjara, menyebabkan longsor salju dan dipastikan menyebabkan banyak korban di pihak penjaga dan tahanan, yang tidak jelas apakah semua orang jahat?Â
Namun yang menarik,  di mata saya  Black Widow memperjuangkan eksistensi perempuan untuk memilih dan bebas dari penjara patriaki. Â
Baik Natasha maupun Yelena tidak sedikit pun membutuhkan laki-laki atau menunggu sang pangeran dalam Cinderella bahkan Alexei justru mereka selamatkan. Â
Sosok Perempuan dalam Berapa Film Hollywood
Pada film Hollywood lainnya, kombatan perempuan perkasa, seperti Katniss Everdeen melawan kesewengan rezim di negara fiktif Panem, dengan ibu kota Capitol di abwah Presiden Snow  pasca keruntuhan peradaban Amerika atau dunia duniaamasa depan distopia, dalam trilogi "Hunger Games" (2012), "Catching Fire" (2013)  dan "The Mockingjay"part 1 dan part2, (2014).
Mungkin karena diangkat dari novel yang penulisnya  seorang perempuan, nafas feminisme terasa. Tokoh Katniss sudah menunjukkan bahwa perempuan bukan lemah di awal film.Â
Itu ditujukan ketika dia justru mengajukan diri sebagai peserta permainan mematikan yang mematikan yang disebut Hunger Games, lebih berani dari adiknya Prim yang laki-laki.
Katniss menjadi "Ratu Adil" dari para rakyat bawah dari 12 Â distrik (kemudian menjadi 13) untuk menghapus permainan Hunger Games yang mengharuskan perwakilan dari para distrik untuk aling bunuh dalam permainan untuk menujunjukkan otoritas Capitol.Â
Namun Katniss juga melawan kesewenangan lain pasca dia berhasil menumbangkan rezim tersebut. Perempuan digambarkan dalam film ini berlaku adil  bahkan termasuk melawan perempuan sendiri yang lalim.