Masa depan umat manusia menjadi suram yang paling banyak menjadi tema film fiksi ilmiah bertema distopia  ialah bencana alam. Di antaranya yang paling anyar adalah "Greenland" (2020) di mana runtuhnya peradaban manusia akibat jatuhnya komet.Â
Manusia yang selamat ialah yang terlindung dalam bunker atau naik kapal nabi nuh sebangun dalam film "2012" produksi 2009 karya Roland Emmerich.Â
Kedua film ini sebetulnya sebangun, ada drama keluarga (di mana kekuatan manusia adalah pada cinta), lalu ada daerah yang bebas bencana, dan hanya manusia yang terpilih yang boleh "terangkut" dengan alasan agar manusia bisa melestarikan jenisnya.
Bahkan dalam "2012", orang kaya lebih punya akses untuk tidak punah, walau Roland menggambarkan baik negara maju seperti Amerika Serikat dan negara berkembang seperti India sama-sama musnah dan satu-satunya yang selamat dan tenggelam adalah Afrika.
Bagaimana film bencana oleh sebab lain? "The Day After Tommorow" (2004) juga  karya Roland Emmerich memberikan gambaran menarik  dengan menggambarkan Amerika Serikat dan negara-negara maju di belahan utara runtuh akibat kedatangan zaman es kedua.  Mereka dari negara kaya mengungsi dan diterima dengan hangat dan bersahabat oleh dunia ketiga yang berada di belahan selatan.
Saya suka adegan di mana orang-orang Amerika yang notabene adalah bangsa yang lebih kaya dan maju berbondong-bondong menerobos perbatasan Meksiko agar tidak mati beku.Â
Masih ditunggu karya Roland yang teranyar "Moonfall" (ayang rencananya dirilis pada 2022) Â di mana kiamat diakibatkan oleh tabrakan antara bulan dan bumi. Ada yang memicu bulan keluar dari orbitnya hingga mendekati Bumi dan harus dicegah agar tidak terjadi kiamat. Â Tentu saja mendekatnya bulan menyebabkan berbagai bencana awal, terkait gravitasi.
Runtuhnya bulan juga disinggung dalam film "Time Machine" (2002) Â yang juga diadaptasi dari karya H.G Wells. Dalam film itu digambarkan eksplorasi bulan secara berlebihan menyebabkan potongan bulan berjatuhan ke Bumi dan menciptakan kiamat.Â
Akibatnya manusia terbagi dua antara manusia yang bertahan hidup seperti suku primitif, cenderung  merupakan manusia herbivora (pemakan tumbuhan) dengan sedikit lebih maju dan kelompok manusia yang menjadi pemangsa manusia kelompok pertama dan menjadi carnivora. Tidak disinggung mengapa tidak ada hewan lain yang lebih layak dimangsa.
Film ini menarik pada akhir film, Alexander sang tokoh utamanya membangun kembali peradapan dengan memanfaatkan sisa perpustakaan digital yang selamat dari kiamat.