Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kang Emil Tolak Impor Beras Saat Panen Raya

17 Maret 2021   23:53 Diperbarui: 17 Maret 2021   23:58 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Era.id

Sektor pertanian di Jabar juga menghadapi masalah serius soal penyusutan lahan dan regenerasi petani.  Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar, ada 573.842 hektare lahan pertanian (2019).  Sementara jumlah penyusutan lahan dalam berapa tahun terakhir sekira 10 persen dan itu berarti sekitar 57 ribu.

Catatan lain, Bulog masih mengelola beras eks-impor 2018 sebanyak 275.811 ton. Dari jumlah tersebut, 106.642 ton telah mengalami penurunan mutu akibat penyimpanan yang lama. Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso mengaku kesulitan dalam menyalurkan beras yang ada di gudang milik perseroannya apabila harus melakukan impor lagi sebesar 1 juta ton sebagaimana yang telah direncanakan pemerintah.

Ilustrasi-Foto: Era.id
Ilustrasi-Foto: Era.id
Kebijakan Pertanian Ridwan Kamil 

Tadinya saya khawatir Gubenur Ridwan Kamil ini terlalu asyik dengan kawasan industri dan pembangunan infrastruktur, serta mengabaikan pertanian. Padahal Kultur masyarakat Jawa Barat melekat dengan pertanian dan harusnya pertanian jadi prioritas.   

Namun perkembangan selama 2020, rupanya Emil menyadari bahwa sektor pertanian terbukti tangguh di masa pandemi dan perlu mendapat perhatian serius untuk ketahanan pangan. Saya mengucapkan syukur akhirnya dia "kembali ke Bumi".

Ada bebrapa progam Emil yang menarik dan tampaknya ingin menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Diantaranya, pria kelahiran 4 Oktober 1971 mendorong inovasi dalam penerapan Pertanian 4.0 di Jabar.  Beberapa  yang sudah jalan dari program ini ialah.

  1. Di Kabupaten Indramayu, memberi makan lele sudah menggunakan HP melalui aplikasi E-Fishery. Dari aplikasi di HP, sensor akan menggerakkan mesin yang mengeluarkan makanan.
  2. Teknologi Fish Finder di Kabupaten Sukabumi. Aplikasi dengan memanfaatkan satelit ini akan mencari titik lokasi berkumpulnya ikan.
  3. Si Perut Laper alias Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan.

Selain program digitalisasi pertanian, Emil juga menjalankan program petani milenial yang ditargetkan mencapai lima ribu orang sejak Februari 2021.  Program tersebut melibatkan korporasi/stakeholders agar tercipta ekosistem pertanian yang maju, mandiri, dan berkelanjutan.  

Anak muda yang terpilih diberikan masing-masing lahan seluas dua ribu meter persegi.   Mereka juga akan diberikan bantuan modal dari Bank BJB sebagai fasilitas dan hasil produksi mereka dibeli oleh PT Agro Jabar sebagai off taker.  Para petani muda ini diminta tinggal di desa itu dan menguasai teknologi digital.

Dalam hal inovasi teknologi memang Emil patut diacungi jempol. Hanya saja Emil belum memberikan gambaran jelas bagaimana menghentikan penyusutan lahan sawah di Jawa Barat yang tergerus untuk aneka macam pembangunan. Bahkan untuk memperluasnya.  Itu tugas dia sebagai Gubernur Jabar menjawab hal itu.

Irvan Sjafari

Sumber: [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun