Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kang Emil Tolak Impor Beras Saat Panen Raya

17 Maret 2021   23:53 Diperbarui: 17 Maret 2021   23:58 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data BPS dan Bulog

Sebagai catatan rencana Kementerian Perdagangan itu sepertinya tidak pas  dengan apa yang diungkapkan Kementerian Pertanian, yang justru menyebutkan stok beras jelang Ramadan dalam keadaan aman. Berdasarkan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok, ketersediaan beras hingga Mei 2021 diperkirakan hampir mencapai 25 juta ton.

Kementan mencatat stok beras hingga Desember 2020 kemarin sebanyak 7,389 juta ton. Sementara itu perkiraan produksi dalam negeri mencapai 17,5 juta ton. Dengan perkiraan kebutuhan sebanyak 12,336 juta ton, maka neraca pada Mei 2021 diperkirakan bisa mencapai 12,565 juta ton.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS),  Suhariyanto pada 1 Maret lalu menyampaikan produksi beras nasional berpotensi naik mencapai 4,86% pada 2021. Kenaikan tersebut didukung panen raya yang menunjukkan tren positif di awal tahun.

Data dari BPS Nasional menyebut luasan panen pada2020 lalu mencapai 10,66 juta hektare, dengan sentra produksi terbesarnya Provinsi Jawa Timur. Produksi beras pada  2020 lalu sebesar 31,33 ton, meningkat dibandingkan produksi  2019, yakni 31,31 ton.

BPS memproyeksikan total potensi produksi padi pada subround Januari--April 2021 diperkirakan sebesar 25,37 juta ton GKG. Angka ini mengalami kenaikan 5,37 juta ton atau 26,88 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 19,99 juta ton GKG.

Tiga provinsi dengan potensi produksi padi tertinggi pada Januari-April 2021 adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara itu, tiga provinsi dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama adalah Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Papua Barat.

Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras selama Januari 2021 sebanyak 1,18 juta ton. Sedangkan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2021 sebesar 13,36 juta ton beras.

Sementara data dari BPS Provinsi Jabar mengungkapkan luas panen padi pada 2020 sebesar 1.587 ribu hektar, mengalami peningkatan sebanyak 8,05 ribu hektar, setara dengan 0,51 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 1.579 ribu hektar.

Produksi padi pada 2020 sebesar 9,017 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 68,18 ribu ton, menurun 0,75 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 9,085 juta ton GKG. 

Nilai tukar Petani (NTP) pada Februari 2021 hanya mencapai 99,85 turun dari Januari 100,06.  Kalau dilihat dari sektor tanaman pangan (termasuk beras)  NTP hanya 99,64, turun dari Januari yang masih di atas 100, 43.  Sementara harga gabah di tingkat petani Rp4.877 turun dari JanuariRp4.906 per kilogram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun