Ajang pencarian bakat The Voice Kids Indonesia 2021 hingga episode 8 ditayangkan pada 26 Februari tetap memberikan kejutan. Saya pribadi puas dengan munculnya beberapa penyanyi cilik dalam arti sebenarnya mengimbangi penyanyi sebetulnya "teens". Ada berapa peserta yang saya beri catatan.
Pertama, Adelways Lay, usia 9 tahun asal Jakarta ini berani menyanyikan menyanyikan lagu "The Magic Flute" dari Mozarts. Isyana sendiri yang kemudian menjadi coachnya, tidak berani membawakan lagu ini karena bukan tipe suaranya. Kemampuan akademiknya sebagai sarjana musik akan mengasah Adel.
Yang masuk ke Tim Isyana lainnya yang menarik ialah Najla Rahel yang berani membawakan lagu alamrhum Nike Ardilla berjudul "Seberkas Sinar" tanpa harus menjadi Nike. Isyana memutar kursi di menit terakhir dan tak terbayangkan rasa peserta 13 tahun asal Bukitinggi.
Dipastikan babak Battle di Tim Isyana semakin seru. "Seram!" ucap seorang warganet dalam komentarnya di Youtube. Sebab di tim ini ada peserta klasik, seriosa hingga rock.
Kedua, peserta cilik lainnya yang patut diperhitungkan ada di Tim Yura-Rizky adalah Helena Cinta, 11 tahun dari Yogyakarta, yang membawakan lagu "Almost Here", dengan suara yang unik. Aksi panggungnya juga tidak canggung, bahkan melontarkan joke dari Rizky soal mi ayam, lengkap. "Termasuk juga kuahnya," ujar dia.
Yang menarik Helena, adalah cucu dari Mus Mujiono, penyanyi legendaris. Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Hebatnya, Sang Kakek mengajar lewat ponsel. Teknologi membuat semuanya serba mungkin. Tiga chairs, alias semua coach mutar.
Namun Helena memilih Yura-Rizky mungkin cocok dengan aspirasinya, yang memahami milenial. Sementara Mus hanya memberikan saran agar yang cocok dengan genrenya. Memang Yura-Rizky yang paling mendekati.
Peserta lainnya yang masuk Tim Yura-Rizky Gebby Rodeary Saragih yang tunanetra namun dianuegrahi talenta suara. Penyanyiasal Medan ini membawakan lagu "Seperti Yang Kau Minta" pada episode 7 Kamis, 25 Februari memikat Yura-Rizky memutar kursi.
Saya juga mencatat Michaela Sopacua, 13 tahun dari Makassar yang berani membawakan lagu dari band legendaris Queen bertajuk "Somebody to Love", dengan gaya yang panggung masih anak-anak, esentrik. Ekspresi wajah Yura dan Rizky begitu ceria melihat penampilannya sesudah mutar. Saya menyambut baik Kaela masuk Tim Yura-Rizky.
"Nggak menyangka tubuhnya mungil, tetapi suaranya powerfull, " ujar Yura, yang juga terkagum dengan jaketnya. Kalau saya gaya rambut dan kacamatanya, lucu sekali. Pas sih Kaela dengan dua penyanyi ini sama fun dan energiknya, milenial dan kekinian.
Catatan ketiga, pada episode delapan ialah, masuknya Alanna Christalya Narang di Tim Marcell juga membuat tim coach yang selalu memanggil Nak, jadi semakin berat. Suaranya bergitu jernih dan bersih. Peserta ini berusia 15 tahun dari Jakarta ini sebetulnya lebih cocok di kelompok teens, sebaiknya di babak battle, mudah-mudahan dia dihadapkan dengan yang seumur dia.
Soal keberaniannya mengambil lagu coach Marcell "Firasat", tentu jadi pertimbangan bagi Marcell untuk memutar kursinya. Menurut Marcell, memang banyak yang mencover lagunya dengan caranya sendiri.
"Nah, kalau kamu menyanyikan seperti ketika lagu ini pertama kali mendemo, ini really benar, karena pesan lagunya tidak perlu diubah-ubah. Ini intepretasi sebenarnya Firasat," ujar Marcell. Tentu coach dan anak didiknya berduel membawakan lagu "Firasat".
Yang masuk tim ini juga pas untuk Marcell, lainnya adalah Mutiara Hatiku dari Bekasi membawakan lagu "Terlalu Mencintai" dari Tiara Andini, Zhelda Safitri, 14 tahun dari Denpasar Bali, membawakan lagu "Bad Liar", pada episode 7, Kamis (25/2/21). Marcell mutar kursinya juga menit terakhir.
Saya kira Marcell, yang lebih matang di dunia tarik suara akan bijak memasangkan anak didiknya di babak battle. Saya percaya, Marcell yang sudah pengalaman mampu mengaturnya. Saya kira Isyana juga begitu. Justru karena suddah yakin, jujur saya lebih tertarik pada apa yang akan terjadi di Tim Yura-Rizky. Sebagai fans Yura juga, jadi berdebar.
Secara keseluruhan hingga episode delapan, mungkin jadi akhir blind audition tetap memukau. Saya berharap para coach memasangkan anak didiknya dengan tepat di babak tempur (Battle) agar pada babak berikutnya menjadi lebih berkualitas. Tetapi saya yakin yang tersingkir, bukan berarti kalah dan tetap menjadi penyanyi masa depan di blantika musik Indonesia.
Kepada coach, saya sarankan jangan hadapkan peserta cilik (di bawah 12 tahun) dengan yang teens, 12 tahun ke atas, please!.
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H