Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kembalinya Hantu Asih, Kembalinya Daanish

30 Desember 2020   16:29 Diperbarui: 5 Januari 2021   18:14 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari pada 1986, Andi (Darius Sinathrya) dan istrinya Puspita (Citra Kirana) bersiap masuk ke peraduan. Anak mereka yang masih bayi Amelia sudah lelap di boksnya. Mereka baru saja lepas dari teror hantu Asih.

Di luar Nenek (Marini Soerjosoemarno) penderita dementia belum tertidur. Dia merasakan keganjilan dan ternyata hantu Asih kembali mengambil Amelia dan membunuh Andi dan Puspita.

Prolog "Asih 2" kemudian bergulir dengan adegan seorang anak perempuan usia sekitar enam tahun berlari di hutan di tengah malam. Tanpa sengaja tertabrak sebuah mobil. Anak itu kemudian dilarikan ke rumah sakit. 

Dokter Sylvia (Marsha Timothy) kemudian menangani anak ini dan dia jatuh hati. Bocah itu mengingatkan pada anaknya bernama Tasha yang meninggal empat tahun lalu. Sylvia membujuk suaminya Razan (Ario Bayu), seorang pembuat komik untuk mengadopsi anak yang diberi Ana.

Mereka tak menyadari bahwa Ana itu juga membawa hantu perempuan bernama Asih (Shareefa Daanish) yang menjadi ibu asuh Ana selama enam tahun. Bisa ditebak bahwa Ana (Anantya Rezky) itu adalah Amelia yang dilarikan hantu penasaran itu.

Kehadiran Hantu Asih sebenarnya sudah dirasakan tetangga mereka yang disebut Emak. Mulai dari kematian ayam peliharaan cucu si Emak yang mengenaskan hingga keanehan perilaku Ana.

Tokoh Emak menjadi kunci membuka tabir lebih dalam siapa Asih seperti sekuelnya. Tetapi Asih sudah menjadi ancaman berbahaya bagi suami istri Razan-Sylvia.

Review

Bagi saya "Asih 2" adalah upaya yang bagus dari MD Pictures untuk membuat semacam Valak atau Annabelle-nya Indonesia, hantu yang jadi pop art. Asih adalah bagian dari Danur Universe yang merupakan buah imajinasi dari Risa Saraswati yang cukup berhasil.

Selain itu Asih 2 kembali mengukuh Shareefa Daanish menjadi salah satu ikon horor Indonesia untuk kedua kalinya setelah "Rumah Dara" (2009). Saya memilih film ini jadi film kedua yang saya tonton semasa "new normal" lebih karena ingin lihat akting perempuan kelahiran 21 Juni 1982 ini.

Hasilnya Daanish bermain lebih baik dibanding sekuelnya. Dukungan tata rias membuat Daanish nyaris tidak dikenali kecuali ketika dia tampil sebagai Asih sebagai manusia dan itu pun dia berhasil menjadi perempuan kampung era 1980-an, yang tidak menor. Dari segi Daanish, ya, saya puas.

Akting para pemainnya rata-rata memuaskan, mungkin karena Ario Bayu, Marsha Timothy hingga Marini rata-rata senior. Begitu juga pemain ciliknya juga tampil tidak mengecewakan.

Saya suka ekspresi muka Anantya Rezky yang begitu beda dengan Marsha dalam sebuah adegan. Jangan lupa ada cameo cilik lainnya, tetangga pasangan ini dan Risa kecil yang menjadi penghubung dengan trilogi Danur.

Dari segi sinematografi tidak terlalu istimewa. Horornya tidak lebih dari film-film Danur Universe lainnya. Begitu juga jump scare-nya. Namun Rizal Mantovani masih bisa mempertahakan kualitas, karena masih banyak horor Indonesia yang di bawahnya.

Ada beberapa lubang yang saya catat ialah setting waktu. Kan Amelia hilang 1986 dan berarti ditemukan pada 1992. Ya, lagu Indung-indung yang kerap dilantunkan Ana dan juga Asih, sreta berapa tokoh lainnya sudah ada sejak 1950-an bahkan mungkin sebelum itu. Lagu ini mungkin dimaksudkan ikut jadi ikon setelah lagu "Boneka Abdi: dalam trilogi Danur. Oke, itu berhasil.

Namun saya terperangah ketika dalam satu adegan Ana atau Amelia serta hantu Asih mendendangkan lagu permainan Domikado Eska yang saya googling itu lagu yang dirilis 2017 oleh Dycal feat Mario dan Pretty Rico.

Sebagai permainan tradisional mungkin sudah ada sebelum itu, tetapi saya agak ragu kalau permainan itu sudah ada pada 1990-an. Apa iya, di novel Risa disebut? Mungkin saja.

Kemudian anak perempuan yang lari di hutan mengingatkan saya pada film "Mama" (2013) karya sutradara Andy Muschietti dengan produser Guillermo del Toro. 

Begitu juga cara Ana bersembunyi di belakang Sylvia, hingga bagaimana serunya "pertempuran" memperebutkan Ana antara Asih dan Sylvia.

Kebetulan saya juga nonton "Mama", film horor yang juga yang saya suka. Hanya saja dua bocah dalam "Mama" ditemukan dalam pondok di tengah hutan oleh seorang warga.

Oh, ya dari mana Amelia atau Ana sudah berpakaian setelah enam tahun hilang? Mungkin juga Asih yang kasih baju. Tapi harusnya baju sudah kumuh dan rambutnya panjang tak terurus seperti dua bocah dalam "Mama".

Tapi saya suka Ana digambarkan makan "tidak beradap" duduk di lantai lalu dilahap ke mulut. Akting brilian dari Anatya. Juga logika dia makan ayam mentah, mungkin itu caranya bertahan hidup selama enam tahun. Rizal jeli dalam hal ini.

Mungkin saja Rizal terinspirasi, mungkin kebetulan. Tapi cara "blender"- dengan budaya Sunda, serta kisah asal usul Asih yang menyentuh dan manusiawi lumayan menjadikan Asih 2 tergolong horor bagus. Oh, ya pesan "Mama" dan "Asih" maupun "Asih 2" sebetulnya sebangun "Cinta Ibu Tidak pernah Mati".

Ditunggu spin off dari Danur Universe lainnya. Juga Daanish, senang melihat kamu berakting kembali. Bintang dua dari lima.

Irvan Sjafari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun