Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kembalinya Hantu Asih, Kembalinya Daanish

30 Desember 2020   16:29 Diperbarui: 5 Januari 2021   18:14 1039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akting para pemainnya rata-rata memuaskan, mungkin karena Ario Bayu, Marsha Timothy hingga Marini rata-rata senior. Begitu juga pemain ciliknya juga tampil tidak mengecewakan.

Saya suka ekspresi muka Anantya Rezky yang begitu beda dengan Marsha dalam sebuah adegan. Jangan lupa ada cameo cilik lainnya, tetangga pasangan ini dan Risa kecil yang menjadi penghubung dengan trilogi Danur.

Dari segi sinematografi tidak terlalu istimewa. Horornya tidak lebih dari film-film Danur Universe lainnya. Begitu juga jump scare-nya. Namun Rizal Mantovani masih bisa mempertahakan kualitas, karena masih banyak horor Indonesia yang di bawahnya.

Ada beberapa lubang yang saya catat ialah setting waktu. Kan Amelia hilang 1986 dan berarti ditemukan pada 1992. Ya, lagu Indung-indung yang kerap dilantunkan Ana dan juga Asih, sreta berapa tokoh lainnya sudah ada sejak 1950-an bahkan mungkin sebelum itu. Lagu ini mungkin dimaksudkan ikut jadi ikon setelah lagu "Boneka Abdi: dalam trilogi Danur. Oke, itu berhasil.

Namun saya terperangah ketika dalam satu adegan Ana atau Amelia serta hantu Asih mendendangkan lagu permainan Domikado Eska yang saya googling itu lagu yang dirilis 2017 oleh Dycal feat Mario dan Pretty Rico.

Sebagai permainan tradisional mungkin sudah ada sebelum itu, tetapi saya agak ragu kalau permainan itu sudah ada pada 1990-an. Apa iya, di novel Risa disebut? Mungkin saja.

Kemudian anak perempuan yang lari di hutan mengingatkan saya pada film "Mama" (2013) karya sutradara Andy Muschietti dengan produser Guillermo del Toro. 

Begitu juga cara Ana bersembunyi di belakang Sylvia, hingga bagaimana serunya "pertempuran" memperebutkan Ana antara Asih dan Sylvia.

Kebetulan saya juga nonton "Mama", film horor yang juga yang saya suka. Hanya saja dua bocah dalam "Mama" ditemukan dalam pondok di tengah hutan oleh seorang warga.

Oh, ya dari mana Amelia atau Ana sudah berpakaian setelah enam tahun hilang? Mungkin juga Asih yang kasih baju. Tapi harusnya baju sudah kumuh dan rambutnya panjang tak terurus seperti dua bocah dalam "Mama".

Tapi saya suka Ana digambarkan makan "tidak beradap" duduk di lantai lalu dilahap ke mulut. Akting brilian dari Anatya. Juga logika dia makan ayam mentah, mungkin itu caranya bertahan hidup selama enam tahun. Rizal jeli dalam hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun