"Temaniku aku ke dusun tempat Dadung Baladewa berada. Â Pesawatku di hutan di sana."
Purbasari dan Purbaleuwih berpandangan. Mereka mengangguk.
"Aku temani Kakang Guru Minda ke sana dengan kuda bersama berapa pengawal. Kita memutari gunung agar tidak kepergok patroli Purbararang."
Aku mengangguk.
"Kita istirahat sekarang. Besok akan menegangkan."
Purbasari masih muda, tetapi cukup bijaksana. Menghindari peperangan. Dia tahu aku juga punya senjata. Tapi dia ingin agar saling membunuh rakyat Pasir Batang bisa dihindari.
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H