Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dayang Sumbi (8-Tamat)

10 Juni 2020   10:15 Diperbarui: 10 Juni 2020   10:12 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DELAPAN

Namaku Mayang Kusuma. Tadinya aku hanya pekerja biasa di Preanger Dua. Nama yang tidak disebut di media kami Preanger Raya yang beredar secara viral. Tapi sejak laporan saya, Ira, Mamo dan Cicaelia dipublikasikan dan diterima Dewan Preanger, nama kami banyak dibicarakan.

Bagian yang jadi viral ialah cerita tentang Sang Kuriang dan "negeri aneh" di sebuah planet yang mirip cerita sebuah dongeng dan bahkan kisah prasejarah Kota Bandung yang ada di perpustakaan tiga dimensi di tujuh koloni Preanger.

Pertemuan dengan mahluk gua dan kawasan yang disebut Pawon atau dapur dalam bahasa nenek moyang kami. Kang Mamo juga sering melebih-lebihkan cerita, tetapi dia didengar. Apalagi Mamo punya gambar video dia bersama manusia gua itu bersorak dan santap ikan bakar. Ada Sisil juga di sana.

Ada yang bilang Sang Kuriang menendang perahunya karena kesal tidak mendapatkan Anda,Dayang Sumbi.  Perahu itu terbalik seperti gunung itu? Demikian salah satu pertanyaan wartawan Preanger Raya. Mamo rupanya sempat mengambil dari atas anakku menendang air ke arah perahu, karena kesal. Dia membuat cerita. Tapi kok persis seperti dongengnya yang dibaca di perpustakaan viral?

Banyak yang  menyapaku Dayang Sumbi, bukan lagi Mayang. Termasuk Dedi Cumi, mentor saya di perusahaan konveksi. Pangkatku naik jadi supervisor para pekerja, yang sangat bangga dipimpin oleh petualang bernama Dayang Sumbi.

Di antaranya yang memanggil aku Dayang Sumbi, seorang remaja bernama Guru Minda bahkan datang dari Preanger Empat hanya untuk bertemu saya langsung.  Aku kenal ibunya, Sunanti Martasasmita.  Dia seorang dokter anak yang pernah merawat saya waktu kecil dan teman ibu saya. Karena dia akrab dengan anak-anak dia dipanggil Sunan Ambu. Dia menganggap semua pasein sebagai anaknya.  Dia masih muda, sekitar 40 tahun waktu Titanium.

Guru Minda, anak itu cerdas, mahasiswa tingkat dua fakultas pertanian, dia juga mampu membawa capung terbang bahkan pesawat antariksa kami.  Hanya saja perlu didampingi pilot, sekalipun dia cukup mahir.

Guru Minda, nama yang mungkin terinpirasi  dari pesawat jelajah Koloni Preanger. Ayahnya yang menamakan demikian biar luas wawasannya.  Nama ayahnya Sukarna, ahli biologi, tanaman dan hutan. Guru, sering diajaknya masuk hutan bahkan sampai melewati perbatasan.Suatu hal yang kemudian disesalinya. 

Petang ini rumahku diketuk, akhir pekan waktu aku libur bekerja. "Assalamulaikum. Sampurasun Ambu Dayang Sumbi."

"Walaikumsalam, Rampes," jawabku yang sudah mengenal suara Guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun