Ruang Ekspresi Perempuan Makin Lebar
Pertanyaan mengapa terjadi di Bandung? Kontradiksi dengan booming sekolah dan perguruan tinggi di kota ini memberikan kesempatan para perempuan mengenyam pendidikan. Â
Puluhan salon kecantikan hingga pertokoan untuk hangout tak jauh dari sekolah dan kampus menjadikan semacam cluster anak muda kecil  Bandung Utara.  Pusat hiburan dan wisata kota  ada di situ, pusat komersial ada di situ, tetapi juga pusat pendidikan.
Ruang berekspresi perempuan juga terbuka. Sabtu pagi 19 Maret 1965 warga Bandung tercengang melihat aksi mahasiswi ITB yang tergabung dalam Resimen Mahasiswa memperagakan kemampuannya menghadapi huru-hara, tidak kalah dengan prianya. Â
Yang paling mencolok pada paruh pertama 1965 ialah pertunjukan di Sporthall (Saparua) pada 27 dan Gedung Dwiwarna pada 28 Maret 1965. Â Di antara muncul adalah artis luar negeri dari Jepang yang jadi idola masa itu Janie Aida.
Selain itu tampil penyanyi dalam negeri Lilis Suryani, Lisda Johan, Ernie Johan, Janti bersaudara, hingga band baru yang semua personel perempuan dari Surabaya bernama Dara Puspita.Â
Pada pertunjukan lain  di Gelora 25 dan 26 April Lilis Surjani jadir kembali bersama Henny Purwonegoro. Hampir semuanya penyanyi perempuan berusia belasan tahun hingga 20 tahunan.
Apa yang digambarkan Ann Kodras tentang perempuan menjadi sensual di mata laki-laki dalam budaya populer, tampaknya mulai merambah di perkotaan Indonesia, dalam pengamatan saya Bandung, Jakarta dan Surabaya. Â Itu baru permulaan.
Irvan Sjafari
Sumber:
Pikiran Rakjat, 23 Maret 1965, 8 April 1965, 11 April 1965
Kordas, Ann Female Adolescent Sexuality in The United States 1850-1965, Maryland, 2019.