Film ini berisi tentang humanisme dan saling menghargai antar manusia. Dia juga menggugat ada faedahnya faedahnya bergama kalau dibarengi praktik kebusukan.
Jim Lim juga mengkritisi film "The Story of Flaming Years" atau "Kisah Tahun Berapi" dari Uni Soviet yang beredar di bioskop Bandung April hingga pertengahan 1964. Film produksi 1961 ini becerita tentang penyerbuan pasukan Jerman ke Ukraina antara 1941-1942, hingga kelalahan Jerman dan akhirnya pembangunan kembali Ukraina.
Tokoh utamanya Ivan Orlok, salah seorang pejuangnya yang akhirnya tertembak. Hubungannya dnegan kekasihnya, orangtua dan adik-adiknya digambarkan seperti puisi, walaupun isi film ini adalah realisme sosialis yang jadi perjuangan komunis.
Sebagai catatan Yulia Solntseva. Coppola adalah sutradara film ini menjadi wanita kedua yang memenangkan penghargaan penyutradaraan Festival Cannes, tepatnya pada 1961.
Film-film Jepang juga membanjiri bioskop. Sebagian di antaranya menurut kritikus film Jim Lim kurang berkualitas seperti "Yuro No Togyo" (1959). Film ini diputar penonton terbiasa dengan film Hollywood yang tidak membutuhkan banyak berpikir.
Film ini seperti roman picisan, tentang dua perempuan night club, yang satu menjerat seorang pemuda yang umurnya di bawahnya dan yang satu menjadi gundik seorang pelukis.
Pada pertengahan September 1964 Bandung menjadi tempat digelarnya Festival Film Nefos di bioskop Fajar dan Parahyangan. Festival ini dibuka pada 13 September 1964. Jubay Ayub, Komite Festival Film Nefos mengatakan, bahwa festival ini bukan berarti menganggap semua film dari Amerika Serikat buruk.
"Ada Film AS yang bagus, tetapi ada juga memberikan pengaruh buruk dan untuk itu kita harus memilih yang mana yang bisa masuk dan diputar di Indonesia," ujar Jubay.
Dalam sambutannya, Jubay mengungkapkan timbulnya crossboy di Indonesia diakibatkan oleh film-film dari Amerika Serikat. Festival film ini berlangsung hingga 19 September, dari negara Yugoslavia, Vietnam (utara), Kuba, Hongaria, Uni Soviet, Polandia, Jepang, Korea Utara, Pakistan dan Aljazair.
Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Prijono mengemukakan dalam sambutan tertulisnya, film alat pengabdi rakyat dan revolusi untuk menimbulkan daya juang di dalam menentang kolonialisme dan imprealisme.
Kritikus Film Jim Lim mengkritik cara penyelenggara mengatur acara dalam Festival Film Nefos. Setiap hari diputar tiga film pendek dan tiga film panjang. Orang yang punya pekerjaan normal tidak mungkin datang pada jam pertunjukan pagi dan siang.