Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Zeta", Citra dan Sensasi Zombie di Layar Lebar

28 Juli 2019   20:00 Diperbarui: 28 Juli 2019   20:10 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam Zeta-Foto: instagram Zeta Swas Studio

Akting pemain lain standar-standar saja, bahkan beberapa karakter mirip dengan bintang FTV, apalagi yang cameo. Jeff Smith memerankan seorang anak SMA jadi tokoh utamanya  tidak terlalu memuaskan. Mungkin  karena ingin mmengaet penonton muda, tokoh utamanya anak SMA.  Rating usianya 17 tahun.

Dari segi artistik para zombienya lumayan.  Saya suka tim artistik mampu juga mengubah wajah bayi yang tertular parasit, mengenaskan sekaligus mengerikan.  Untuk produksi pelopor soal zombie sineas Indonesia memang tidak perlu dituntut sama dengan film hollywood, ya budgetnya kan juga tidak sebanding.

Saya juga tahu sulitnya membuat Jakarta lenggang akibat serangan zombie. Seorang sutradara yang lebih senior dari Amanda juga punya keinginan buat film zombie menyebutkan, sulitnya membuat Jakarta hening seperti London dalam film 28 Day Later seusai "kemenangan" zombie. Tetapi mengapa harus Jakarta, ya? Mungkin karena pencemaran lingkungannya lebih kuat di ibu kota, seperti narasi di awal cerita Zeta: karma akan perbuatan manusia.  

Zeta seperti film dari berbagai negara  bertema sama lainnya menjadikan zombie sebagai sasaran yang terpaksa dimusnahkan seperti main game yang ditunjukan oleh seorang kawan Deon di awal cerita.

Hampir semua film zombie, cara mematikannya ialah dengan merusak kepalanya (otak) dan ada juga ditembak atau ditusuk badannya,  Zombie ada yang bergerak lambat dan ada yang bergerak cepat.

Bagi saya tetap jadi pertanyaan pada semua film zombie mengapa mereka tidak menyerang sesama zombie?

Walau dijelaskan dalam sejumlah film bahwa zombie bisa mencium penyakit dalam tubuh manusia, termasuk otaknya. Manusia yang tidak sehat tidak akan diserang,   Itu dijelaskan dalam berapa film seperti World War Z dan Zeta.  Lalu mengapa mereka hanya menyerang manusia, tidak binatang lain seperti sapi, kambing, ayam? Hanya karena manusia itu lebih sehat?  Zombie juga tidak pernah digambarkan minum air. Padahal setiap mahluk hidup butuh air.

Secara keseluruhan film zombie kontemporer sudah lebih "ilmiah" dibandingkan cerita mayat hidup yang sekonyong-konyongnya bangkit dari kuburnya, seperti film zombie klasik.  Ada yang dikaitkan dengan ritual seperti vodoo atau sebuah sekte setan seperti dalam film Pengabdi Setan.

Secara keseluruhan sebagai debutan upaya Amanda dan Studio Swan  membuat film zombie sudah baik. Ditunggu karya yang lain.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun