Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Si Doel The Movie 2" Lanjutan Romantis Historis (Seorang) Anak Betawi

4 Juni 2019   22:15 Diperbarui: 4 Juni 2019   22:30 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman boleh berubah. Anak Betawi seperti Doel, Mandra, Atun, Zaenab  juga sudah menggegam ponsel cerdas. Tetapi nasib tetap tidak banyak berubah dibanding era 1990-an dan tentunya juga pada era sebelumnya.  

Bahkan Mandra tidak tahu dampak yang bisa ditimbulkan dengan mengirim gambar via WhatApps, misalnya mengirim gambar dia berpelukan dengan anaknya ke Atun. Sementara Abdullah (doel) adalah anak Betawi yang tetap keep fighting dan tidak pasrah dengan keadaan.

"Makan gabah saja (bergaya) pakai handphone," cetus Doel dengan kesal ketika tahu bahwa Mandra serampangan mengambil gambarnya tanpa izinnya.  

Gagap budaya yang dihadapi Mandra dalam obrolannya dengan Zaenab yang meledek bahwa masih kampungan hanya bisa buat arem-arem, tidak bisa buat makanan Belanda juga menarik menurut saya.  Padahal tidak ada yang salah menjadi orang kampung. Definisi kampungan juga sebetulnya harus digugat.

Catatan Tambahan

Sayangnya sepengetahuan saya tidak ada sebuah film atau sinetron yang begitu kuat menghadirkan kehidupan orang Betawi sebagai pop art.  Mungkin hanya bisa ditandingi oleh Lenong Rumpi era 1990-an. Sisanya hanya menjadi pengekor.  

Seharusnya ada gerakan yang bisa membuat musik Betawi itu seperti Tanjidor, Gambang Kromong seperti Angklung Saung Udjo dan harusnya ada semacam studi Betawi di perguruan tinggi seperti Sastra Sunda di beberapa universitas di Bandung.  Jumlah budayawan Betawi bisa dihitung dengan jari, seperti Ridwan Saidi dan ahli sejarah Betawi setahu saya hanya JJ Rizal.  Tetapi siapa tahu ada yang luput dari catatan saya.

Secara keseluruhan kehadiran "Si Doel The Movie 2" harus disambut baik agar semangat menjadikan budaya Betawi tetap hidup dan juga agar menjadi salah satu contoh sineas atau pelaku industri hiburan agar kalau membuat sebuah produksi memang butuh berpikir dengan keras dan bukan hanya instan mengejar keuntungan.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun