Nindy Ayu Valentina, sekalipun bukan pengalaman pribadinya bercerita cukup getir tentang pengalaman yang dialami seorang kawannya  yang mengalami ujian dalam tulisannya."Ikhlasmu adalah Jalan Bahagiamu". Kawannya itu seorang ibu rumah tangga dengan dua anak ini mulanya merasa bahagia mendapatkan suami yang menurut dia saleh  dengan proses pernikahan dengan taaruf. Namun pada tahun keempat pernikahannya suaminya berselingkuh.
Hati seorang wanita atau istri mana yang tidak terluka. Ujian itu datang bagaikan petir, ombak datang bergelombang seperti badai datang tidak ada kabar.
Menurut Nindy, kawannya itu menganggap perselingkuhan yang dilakukan suaminya sebagai ujian dan memaafkannya.Â
 Yulia Dwi Ernawati  dalam "Kutemukan Bahagia Bersamamu", tentang impiannya menikah di usia muda.  Laki-laki pilihannya satu kampus dengan Yulia beda fakultas dan jurusan.  Laki-laki itu kemudian melamarnya, mulanya ayah Yulia tidak setuju karena masih sama-sama kuliah. Namun suatu ketika ayah calon suaminya jatuh sakit dan membuat pernikahan mereka harus disegerakan dengan tujuan agar calon suaminya mempunyai pendamping.
Pernikahan pun terlaksana, namun datang ujian. Ayah sang suami meninggal dan Suami Yulia harus meneruskan perusahaan roti yang dulu dikelola ayahnya dan membagi perhatian kepada ibu dan adik-adiknya. Â Selain itu kuliah Sang Suami tidak selesai. Â Perusahaan roti semakin sepi pelanggan. Â Yulia tetap tegar mendampinginya. Bahkan permasalahan rumah tangga mereka bertambah karena belum diberikan keturunan. Tetapi suaminya tetap setia.
Aku yakin di balik kesulitan, Allah pasti akan memberikan kemudahan.Â
N Anita Kurniasari, dalam tulisannya "Meraih Sebuah Harapan" meceritakan, ia datang dari keluarga broken home, orangtua bercerai, tinggal bersama nenek, tidak dapat mengeyam Pendidikan tinggi, jadi ibu rumah tangga, menikah usia  24 tahun, punya dua anak perampuan, ketika menikah sempat bekerja tetapi karena harus meninggalkan anak tiga bulan memilih mendedikasikan waktu untuk keluarga Â
Kisah broken home lainnya dialami Revina Azia Rahman "Roda Bahagia". Bagi Revina bahagia dirasakannya ketika bersama orangtuanya lengkap dengan hati mereka. Â Sampai suatu ketika terjadi permasalahan keluarga yang membuat kebahagiannya terganggu. Kuliah suaminya tidak selesai
Sejak kedua orangtuaku bererai aku sering merasa "yatim piatu". Padahal kedua orangtuaku masih hidup. Hati yang sedang merasa rapuh tak bisa meminta untuk dikuatkan, di sisi lain ada hati dengan blokade penuh yang tak bisa aku sentuh, terhalang ego dan logika. Melihat punggung bapak dan ibuku ingin berkata Rindu, tapi logika berkata: Jangan manja, mereka sedang butuh melihatmu ceria.Â
Untungnya Revina masih punya dunia lain. Semasa mahasiswanya aktif dalam kegiatan UKM Pencinta Alam, tempat di mana dia menemukan ketenangan, sampai suatu ketika sebuah kecelakaan motor membuat Revina masuk klinik orthopedie dan membuat dia duduk di atas kursi roda. Â Namun kecelakaan itu justru memberikannya kebahagian lain, karena kembali melihat orangtuanya bersamaan.
Sangat menyentuh.