Perempuan Yang Bukan Cinderella
Bagian yang membuat saya paling terpikat ialah kisah para perempuan yang  mencari kebahagian begitu beragam dan  tidak semuanya berjalan mulus. Saya menyebutnya sebagai para perempuan tangguh.  Para hawa yang tegar menghadapi persoalan hidup. Bahkan saya terkesan dengan beberapa penulis  yang bisa bangkit tanpa harus menjadi Cinderella yang menanti pertolongan pangeran.
Di antara mereka terdapat, Widya Yustina mengungkapkan rentetan cobaan hidup yang dihadapi di usianya yang masih muda dalam tulisan "Bahagia dengan Bersyukur", mulai dari dari kehilangan pekerjaan, kegagalan pernikahan, permasalahan pelik yang dihadapi orangtuanya hingga vonis dokter bahwa ia mengidap suatu penyakit. Â
Menjadi anak tunggal, Dya, panggilannya menyatakan tidak hidup dalam kemewahan dan manja seperti kebanyakan yang dipikirkan banyak orang. Dia hanya menjadi anggota sebuah keluarga kecil yang saling menopang satu sama lain. Dya mengaku dari nyaris gagal move on, mampu menjadi matang dan justru perjalanan hidupnya itu membuat menemukan esensi apa yang disebut bahagia.
Kegagalan menikah juga dialami Rabayyi Astari dalam tulisannya berjudul "Kisah Antologi". Dia  bukan saja gagal dalam berumahtangga  bahkan sempat dibawa ke psiakiater. Padahal perjalanan hidupnya sewaktu duduk dibangku SMA hingga kuliah relatif penuh dengan masa yang indah dan dia bangun dari mimpi setelah pernikahannya berakhir oleh Palu Hakim Pengadilan Agama. Â
Mantan wartawan ini meneruskan hidupnya dengan mencari pekerjaan  dengan menjadi tim media sosial Perusahaan Otobus Antar Kota Antar Provinsi hingga menjadi pegawai Konsultan Hukum yang jauh dari bidangnya waktu kuliah.  Seperti, Dya, Rubayyi mensyukuri perjalanan hidupnya.
Kisah getir lainnya juga dituturkan Ayu Permanasari dalam "Ketika Tuhan Menunjukkan Cinta-Nya", petaka dimulai ketika berusia 12 tahun Sang Ayah korban pembunuhan sadis dilakukan rekan kerja ibunya. Semua harta benda habis diambil orang dan tak ada sisa untuk hidup mereka.  Dokter memvonisnya terkena penyakit  yang membuat kehilangan beberapa memori dalam otaknya. Â
Berkat bantuan ibunya yang membelikannya buku Matematika, otaknya dirangsang dan membuatnya mendapatkan uang dengan menjadi guru les privat Matematika, kemudian menjadi wirausaha fashion.  Ayu menemukan kebahagian dari cobaan hidupnya. Ayu adalah  perempuan tangguh lain yang disokong perempuan tangguh juga, yaitu ibunya.
Luar biasa.
Perempuan-perempuan Pemaaf
Sebagian penulis lainnya yang menarik perhatiannya dalam perjalanannya, ialah kisah para perempuan yang saya sebut sebagai pemaaf dan ikhlas menghadapi guncangan yang ditimbulkan oleh orang yang dekat dengannya.